Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Andreas Suhono mengatakan akses universal tidak hanya melibatkan pemerintah tetapi juga semua stakeholder termasuk masyarakat dan merupakan target yang harus dicapai bersama. Kebutuhan air dan sanitasi layak bagi masyarakat adalah mutlak.

Mohammad Subuh yakin dengan investasi yang baik dalam pembangunan sanitasi dan air bersih akan memberikan dampak yang luar biasa khususnya pada peningkatan kualitas kesehatan penduduk Indonesia.

Nugroho Tri Utomo telah mengabdi di Badan Perencanan Pembangunan Nasional (Bappenas) selama lebih dari 25 tahun. Dengan latar belakang magister perencanaan dan sarjana teknik lingkungan serta sebagai seorang penikmat seni, Nugroho melihat pekerjaannya sebagai suatu seni pemasaran sanitasi dan air minum untuk meningkatkan investasi dari berbagai pihak: Pemerintah Pusat (APBN), Pemerintah Daerah(APBD), swasta (CSR), dan masyarakat.

M. Ramdhan Pomanto adalah Walikota Makassar yang menjabat sejak tahun 2014. Mimpinya menjadikan Makassar sebagai kota dunia yang nyaman untuk semua menjadi latar belakang dalam membenahi masalah sanitasi di kotanya. Kepeduliannya terhadap sektor sanitasi mampu membuat Kota Makassar memiliki IPAL Komunal yang dapat melayani 1500 Rumah Tangga dan menjadi Kota Pertama yang mampu melaksanakan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT).

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarkat. Kementran PPN/BAPPENAS

Seno Samodro, Bupati Boyolali 2010-2015, adalah salah satu bupati yang berani dan berhasil mengikuti program dana hibah berbasis output dalam peningkatan akses air minum dari Indonesia Infrastructure Initiative (IndII). Ia tidak hanya berhasil mengatasi kerumitan mekanisme hibah, tetapi juga mampu meyakinkan DPRD yang sempat sangsi karena Pemda harus menyertakan modal di awal. Kini, Seno sudah berhasil meningkatkan jumlah Sambungan Rumah dari 13000 menjadi 45000. Aset PDAM pun meningkat dari 15 Miliar Rupiah menjadi 104 Miliar Rupiah.

Charlly R. Fischer adalah Camat Soppeng Riaja, Kabupaten Barru. Kebiasaan masyarakat untuk Buang Air Besar Sembarangan (BABS) yang sulit diubah membuatnya tergerak untuk mewujudkan Kecamatan Soppeng menjadi kecamatan ODF. Keahlian dan kerja kerasnya dalam mengkolaborasikan seluruh eleman pemerintah dan non-pemerintah berhasil mewujudkan dua desa ODF (Open Defecation Free) dalam jangka waktu dua tahun.

Ellena Khusnul Rachmawati adalah seorang perempuan yang tangguh dan aktif memperjuangkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lombok Timur. Demi menyejahterakan masyarakat, Ellena menjadi penghubung berbagai pihak: pemerintah, organisasi internasional, swasta, dan kelompok masyarakat. Niatnya yang tulus membawa Ellena menjadi salah satu penerima Ashoka Fellow-penghargaan bagi para inovator sosial-pada tahun 2014.

Sebagai Direktur PAM Jaya, Erlan Hidayat ingin menyediakan akses air bersih untuk seluruh masyarakat, termasuk masyarakat marjinal yang tinggal di permukiman informal. Ia juga ingin menurunkan angka pencurian air. Untuk itu Ia memberikan solusi: Master meter. PAM Jaya bertugas untuk mengalirkan air ke master meter, sementara perawatan dan penagihan iuran air dilakukan oleh masyarakat supaya peran dan tanggung jawab masyarakat terhadap akses air bersih meningkat. Berkat tiga master meter yang saat ini terpasang, 50-100 KK sudah bisa terlayani air bersih.

Diketuai oleh M. Risanggono Soemaryono, Pundi Amal SCTV melihat bahwa isu sanitasi adalah isu vital dalam aspek kesehatan yang menjadi pilar kegiatan mereka. Oleh karena itu mereka pun banyak membangun fasilitas Mandi Cuci Kakus di daerah-daerah. Namun mereka sadar bahwa kemauan dan kepedulian masyarakat terhadap isu sanitasi adalah faktor yang tidak kalah penting. Untuk itu, sejalan dengan peran SCTV sebagai media massa yang berfungsi untuk mencerdaskan masyarakat, mereka mendukung pemicuan kesadaran masyarakat untuk mempertahankan keberlanjutan infrastruktur yang terbangun.

Sebagai seorang ustadz, Bahrudin sadar bahwa Buang Air Besar Sembarangan (BABS) adalah salah satu bentuk penzaliman kepada masyarakat. Untuk itu ia menyerukan JIHAD SANITASI. Ia terus menerus menyadarkan masyarakat bahwa segala penyakit dan rusaknya lingkungan adalah akibat kecerobohan manusia, termasuk akibat BABS. Ia menyelipkan pendidikan sanitasi di setiap dakwahnya. Ia pun yakin seluruh agama mengajarkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan. Dengan demikian, JIHAD SANITASI adalah panggilan untuk seluruh umat beragama.

Sebagai Direktur Teknik Air Minum dan Sanitasi IndII, Jim ingin menyampaikan manfaat dari program hibah berbasis output. Yang pertama, penyertaan modal di awal oleh Pemda dapat menegaskan tanggung jawab mereka dalam menyediakan akses air minum dan sanitasi untuk masyarakat. Yang kedua, menekankan pentingnya harmonisasi eksekutif dan legislatif. Terakhir, pemberian penghargaan berupa hibah kepada Pemda atas usaha dan alokasi investasinya untuk pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi.

Desriwan adalah Direktur Utama Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bukit Cati yang membuka peluang kerjasama antara BPR dan BPSPAM atas inisiasi dari Water and Sanitation Program (WSP) Bank Dunia dan Pemerintah Daerah melalui Mikro Kredit Program Mitra Prima. Melalui Mikro Kredit, Desriwan bercita-cita supaya setiap BPSPAM dapat menjadi Badan Usaha yang mandiri dan tidak selalu mengajukan pinjaman dana kepada pemerintah.

Romdhoni merupakan Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang. Kecintaannya kepada lingkungan menjadi latar belakang dibentuknya TPST 3R di setiap desa dan mengubah TPA menjadi sebuah tempat rekreasi. TPST 3R yang dirintisnya mampu melakukan pemilahan sampah anorganik dan organik sehingga memiliki nilai ekonomi dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Syaeful Badar, MA merupakan Ketua LSM Siaga Kota Cirebon. Kepeduliannya terhadap masyarakat ditunjukan dengan membangun Penampungan Air Hujan di SD bersama Kelompok Kerja Perubahan Iklim Kota Cirebon. Berkat PAH tersebut, siswa SD yang semula harus membawa ember dan botol air ke sekolah untuk ke toilet, saat ini dapat mengakses air dengan mudah. Adanya PAH juga dapat membuat cadangan air di musim kemarau lebih melimpah.

Sugeng pernah bekerja sebagai manajer salah satu bank terbesar, lalu ia memutuskan mendirikan bank-nya sendiri: Bank Sampah. Dengan pengetahuan finansialnya, Sugeng menghubungkan Bank Sampah dengan ATM untuk pembayaran listrik, angsuran motor, dan tagihan lainnya.

Abie Wiwoho adalah seorang dosen Politeknik Kesehatan yang telah menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya untuk meneliti tinja. Di permukiman padat kumuh Semper Barat, Abie menawarkan solusi pengolahan tinja dan limbah cair dengan biofilter yang dia rancang menggunakan rumus “Wiro Sableng”.

Panggeng Siswandi merupakan Ketua Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum dan Sanitasi (HIPPAMS) Tirto Agung, Desa Tlanak, Kab. Lamongan. Sebuah desa yang puluhan tahun tidak dapat mengakses sumber air. Keahliannya dalam mengelola membuat HIPPAMS semakin berkembang dan mampu melayani 4 desa. Berkat jasanya, 1.500 rumah tangga yang selama puluhan tahun harus berjalan berkilo-kilo meter untuk memperoleh air , saat ini dapat mengakses air langsung dari rumahnya selama 24 jam.

Suwito saat ini menjabat sebagai Manajer Non-Revenue Water (NRW) PDAM Kota Malang. Ia berhasil mengubah sistem pendistrbusian air PDAM sehingga angka kehilangan air dapat ditekan dari 50% menjadi 19% dalam jangka waktu 5 tahun. Tidak hanya itu, perubahan sistem yang diinisiasinya mampu membuat air bersih dapat langsung diminum oleh rumah tangga tanpa perlu dimasak.

Video jurnalis dan founder rumah produksi Watchdoc, Dandhy Laksono menyoroti kondisi lingkungan terutama akses air bersih di Indonesia. Dandhy melakukan ekspedisi “Indonesia Biru” yang dituangkan dalam bentuk film dokumenter. Film ini menunjukkan masih terdapat pencemaran lingkungan serta kesulitan masyarakat Indonesia dalam mengakses air bersih.

Artis dan penyanyi Indonesia, Ikke Nurjannah bermimpi akan Indonesia yang lebih bersih dan sehat terutama mengenai sanitasi yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia. Ikke memiliki pengalaman tidak menyenangkan semasa kecilnya dengan sanitasi yang tidak sehat. Berangkat dari pengalamannya itu, penyanyi lagu “Terlena” ini ingin memberikan kontribusi lebih serta mengajak semua kalangan untuk peduli pada kesehatan lingkungan dan sanitasi yang layak.

Sebagai seorang pekerja seni, vokalis band Payung Teduh ini tak henti-hentinya menyuarakan mimpi-mimpi masyarakat akan sanitasi dan air bersih yang layak. Is berharap tidak ada lagi penduduk di Indonesia yang sulit mengakses air bersih dan menemukan fasilitas sanitasi yang memadai.

Dibutuhkan sarana atau media yang bisa menjadi perantara masyarakat untuk menyampaikan keluhan maupun aspirasi. Ivana Tigana mengatakan kemajuan teknologi saat ini harus dimanfaatkan untuk mencari solusi dalam sebuah permasalahan.