World Toilet Summit 2013
Kepedulian Dunia Terhadap Masalah Sanitasi
23 Juli 2013
Dibaca : 1705 kali
Tahun
ini Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaran World Toilet Summit setelah sebelumnya 10 negara yang pernah menjadi
tuan rumah kegiatan ini. Sebut saja Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Cina,
Irlandia, Thailand, India, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan.
World Toilet Summit adalah kegiatan yang
mempertemukan organisasi, lembaga
pemerintah, akademisi, pelaku swasta,
dan elemen lainnya dari berbagai negara untuk membahas mengenai permasalahan sanitasi dan pengaruhnya ke bidang-bidang kehidupan
lain. Kegiatan ini digagas oleh World
Toilet Organization (WTO), sebuah organisasi nirlaba global yang
didedikasikan untuk memperbaiki kondisi toilet dan sanitasi di seluruh dunia.
World Toilet Summit tahun 2013 ini akan diselenggarakan di Solo,
Jawa Tengah tanggal 2-4 Oktober 2013. Untuk
mensukseskan kegiatan ini, WTO bekerjasama dengan Asosiasi Toilet Indonesia
(ATI), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Kota Solo, serta
beberapa Kementerian RI lain yang terkait.
Adapun
tema yang diangkat tahun ini adalah “Rural Meets Urban: Sanitasi Sehat untuk
Seluruh Lapisan Masyarakat” . Menurut Naning Adiwoso selaku Ketua Umum ATI, alasan
mengangkat tema tersebut adalah karena proyeksi tingkat urbanisasi di Indonesia
diperkirakan akan mencapai 68% pada
tahun 2025.
“Tingginya
tingkat urbanisasi membawa konsekuensi besar tidak hanya terhadap kemacetan,
lahan pekerjaan, dan keamanan, tetapi juga terhadap kondisi sanitasi
lingkungan”, ujar Naning Adiwoso.
Naning
menambahkan bahwa masyarakat pendatang dari desa umumnya di kota tinggal di
daerah padat, kumuh, miskin yang biasanya berada di dekat bantaran sungai.
“Nah,
kebiasaan mereka di desa yang buang air besarnya masih di kali atau di kebon,
mereka bawa ke kota”, katanya. Akibatnya
air sungai sudah pasti tercemar dan berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan.
Sementara
itu Nugroho Tri Utomo selaku Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas,
mengapresiasi langkah
ATI dan WTO mengadakan kegiatan World
Toilet Summit yang mengundang komunitas dunia.
“Karena masalah sanitasi
merupakan masalah yang harus mendapat perhatian dari kita semua”, ujarnya.
Menurut Nugroho, masalah
terbesar sanitasi adalah masih
rendahnya tingkat kesadaran.
“Sebanyak
40 juta orang masih mempraktekkan Buang Air Besar Sembarangan (BABS), akibatnya
terdapat kurang lebih 11 ribu ton tinja per hari yang mencemari lingkungan” ,
papar Nugroho pada Konferensi Pers World
Toilet Summit yang diadakan di Hotel
Sultan (Senin 22/7/2013).
Sebanyak
75% sungai di Indonesia sudah berisi
limbah. Bahkan mencapai angka 100% untuk sungai-sungai di Jakarta. Akibatnya,
kematian balita yang disebabkan oleh diare meningkat jumlahnya karena air di lingkungan
mereka sudah tercemar.
Seiring
dengan pernyataan Nugroho soal kesadaran, Djoko Mursito, Direktur Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP), Kementerian Pekerjaan Umum, pada acara
yang sama, mengatakan bahwa ia berharap melalui World Toilet Summit ini, akan
ada gerakan penyadaran kepada publik untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,
salah satunya dengan menjaga kebersihan toilet.
World Toilet Summit 2013 juga akan diisi
dengan Training on Trainers (ToT),
kegiatan pameran, program bakti sosial, serta dimeriahkan dengan acara
karnaval. Berbagai peserta yang berasal
dari berbagai belahan dunia akan turut meramaikan kegiatan ini. Mari kita
sukseskan bersama!. Kelly