Article - Berita -
Ternak Lele Dalam Bak Sampah
Ternak Lele Dalam Bak Sampah03 Juni 2013
Ada yang menarik ketika melakukan kunjungan lapangan untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan implementasi program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Jawa Timur. Hari pertama, daerah STBM yang dikunjungi masih di wilayah Kota Surabaya, tepatnya Kelurahan Petemon, Kecamatan Sawan. Setelah sebelumnya diterima dengan ramah di kantor kelurahan, warga dengan bangga mengajak kami memperlihatkan lele dalam bak sampah. Hah? Eits, jangan jijik dulu, bukan berarti lelenya bercampur dengan sampah lho. Ternyata bak sampah yang berada di depan rumah warga, dialihfungsikan menjadi kolam lele. Ini merupakan salah satu implementasi pilar 5 STBM, yakni pengelolaan limbah cair rumah tangga. Limbah cair rumah tangga adalah segala air buangan hasil aktivitas manusia yang berasal dari air bekas mandi, air cucian dapur dan lain-lain selain dari WC. Kita tahu bahwa limbah yang dihasilkan rumah-rumah tersebut dibuangnya ke selokan. Nah, yang menarik, selokan yang biasanya kita lihat hanya sebagai tampungan aliran limbah saja, airnya diolah kembali secara sederhana. Warga membuat pipa saluran yang mengalirkan limbah selokan ke dalam tempat penyaringan. Tempat penyaringan yang terdiri dari batu zeolite, arang, ijuk, dan pasir kuarsa, ditaruh tepat di atas bak sampah. Setelah melalui 4 tahap penyaringan sederhana, bak sampah menjadi sarana untuk menampung hasil airnya sekaligus dimanfaatkan berternak lele. Kelurahan Petemon terdiri dari 16 RW, adalah RT 02 dari RW 13 yang menjadi sampling penerapan ide ini. “Ada sekitar 20 bak sampah yang kami alihfungsikan menjadi kolam lele. Masing-masing kolam bisa ditanam sampai dengan 100-an ekor lele”, kata Pak Kamid sebagai ketua RT setempat. “Iya Mbak, nanti setiap 3 bulan sekali lelenya dipanen, sekalian membersihkan kolam dan batu-batu saringannya”, sambung salah seorang warga menimpali. Luar biasa, jika dari satu kolam terdapat 100 ekor lele kecil, maka dari 20 kolam setiap 3 bulan sekali menghasilkan sekitar 2000 ekor ikan lele besar. Sebagian suka dijual ke pasar, namun lebih seringnya dinikmati bersama oleh warga setempat. Malam tahun baru atau Tujuh Belasan, adalah salah satu momen favorit bagi warga setempat untuk memasak dan menyantap lele bareng-bareng. Jika bak sampah dialihfungsikan menjadi kolam, ke mana warga membuang sampahnya? “ Ooh, ada jadwalnya Mbak. Jadi, setiap rumah sekarang mengumpulkan sampahnya di dalam plastik hitam yang khusus sampah. Nanti setiap dua hari petugas kebersihan datang, warga keluar memberikan plastik sampah tersebut.” “Sudah otomatis Mbak, tanpa perlu diingatkan, dari jam 6 pagi plastik-plastik sampah sudah dikeluarkan oleh warga, ditaruh di depan rumahnya” , demikian Pak Kamid panjang lebar menjelaskan. Ide memanfaatkan bak sampah menjadi kolam lele dengan air hasil pengolahan limbah cair rumah tangga ini patut diacungi jempol. Dari warga, oleh warga dan untuk warga. Kelly
Artikel Terkait |