Resensi : Gambaran Umum Permasalahan Pengelolaan Air : DAS Air Bengkulu

04 Juni 2014
Dibaca : 2561 kali

Gambaran Umum Permasalahan Pengelolaan Air : DAS Air Bengkulu

 

Oka Andriansyah, Rita Mustikasari

Bogor : Telapak, 2011

x, 42 h + foto +tabel + Gambar + Peta

Daerah aliran sungai (DAS) Bengkulu mencakup daerah seluas 51.500 ha yang berlokasi di Kabupaten Bengkulu dan Kota Bengkulu.  Selain terdapat ekosistem lahan basah, di daerah ini  juga ada sebuah danau yang telah dideklarasikan sebagai cagar alam dengan vegetasi mengapung dan hutan rawa yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air untuk danau dan sungai. Danau ini pula yang menyediakan air irigasi untuk 600 ha lahan sawah.

Jika melihat kualitas air di sekitar DAS Air Bengkulu saat ini sudah tidak memenuhi standar sumber air baku.  Hal ini menjadi perhatian Yayasan Ulayat Bengkulu (YUB) dikarenakan sungai ini berfungsi sebagai penyedia air minum PDAM Kota Bengkulu. 

 Berangkat dari itu, YUB bekerja sama dengan laboratorium PDAM telah mempelajari parameter fisik dan kimia air sungai seperti temperatur, bau, rasa warna, kekeruhan, kandungan logam, PH dan lainnya yang menunjukkan bahwa beberapa parameter telah melebihi angka kualitas air yang ditetapkan pemerintah daerah maupun Menteri Kesehatan, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa air sungai Bengkulu ini sudah tercemar. 

Adapun sumber pecemaran air sungai berasal dari aktifitas pertambangan di daerah hulu DAS Bengkulu dan pabrik pengolahan karet. Selain pencemaran, DAS Air Bengkulu ini mengalami pendangkalan akibat kegiatan pencucian batu bara, deforestasi dan erosi. Akibat dari pendangkalan sungai ini adalah banjir yang terjadi setidaknya dua kali dalam satu tahun.

Oka Andriansyah bersama timnya yang telah mengumpulkan data-data di lapangan menggambarkan kondisi DAS Air Bengkulu, mengidentifikasi permasalahan dan pengelolaan sumber daya air di DAS tersebut.

Buku ini secara gamblang memaparkan ancaman kritis terhadap DAS Air Bengkulu dari masuknya program-program pembangunan yang tidak ramah lingkungan, kurangnya perhatian dan kesungguhan pemerintah untuk mengikutsertakan masyarakat pengguna air dalam pengelolaan air, serta rendahnya tingkat partisipasi masyarakat  yang menghambat terbentuknya pengelolaan air terpadu juga diterangkan dalam buku ini.

Selanjutnya, dalam buku ini juga dipaparkan beberapa saran yang diangkat dari identifikasi permasalahan yang ada di DAS Air Bengkulu.

(Eka Subiyanti)

Share