Penghargaan Besar Untuk Pejuang Sampah

27 Mei 2013
Dibaca : 2113 kali


Sumber Foto: Forkami 

Di banyak negara dunia, termasuk Indonesia hingga kini sampah masih menjadi permasalah rumit yang tak berujung. Bukan hanya karena makin tingginya volume sampah saja, peliknya permasalahan sampah juga disebabkan oleh masih banyaknya masyarakat yang  buang sampah sembarangan. 

Bahkan, di sejumlah negara dunia ketidak tertiban masyarakat dalam membuang sampah ini menyebabkan malah besar, seperti rusaknya lingkungan, menyebarnya wabah penyakit, hingga mengakibatkan banjir dan rusaknya sejumlah infrastruktur seperti tidak berfungsinya drainase akibat tumpukan sampah.

Berangkat dari hal itu, ada banyak upaya yang dilakukan sejumlah pihak dalam menanggulangi sampah yang kian hari menumpuk  tinggi. Diantara dengan melakukan gerakan 3R (reuse-reduce-recycle) dan Zero Waste (Nol Sampah). 

 Di Indonesia sendiri, dukungan gerakan 3R direalisasikan melalui kegiatan bank sampah, di mana kini telah banyak komunitas bank sampah yang tersebar di sejumlah provinsi.

Selain itu, sejumlah komunitas daur ulang juga mulai bermunculan satu- per satu, bahkan beberapa hasil karya seperti tas dari bungkus bekas kopi dan dompet dari bungkus indomie juga telah dipasarkan secara luas kepada masyarakat.

 Di tengah banyaknya upaya dalam memerangi sampah, dalam waktu dekat ini The Goldman Environmental Prize baru saja memberikan penghargaan kepada Rossano Ercolini, Presiden Zero Waste Italia.

Seperti yang dilansir dari situs resmi The Goldman, Ercolini berhasil meraih penghargaan tersebut karena jasa-jasanya dalam menanggulangi sampah. Sebagai ketua Zero Waste Italia, Ercolini telah berhasil mengubah sejumlah hal besar.

Salah satu buktinya. kini 123 kota dengan total penduduk lebih dari 2 juta masyarakat telah menuju Zero Waste. Selain itu, pada 2013 ini sebagaian besar masyarakat Italia juga tengah mengumpulkan tanda tangan sebagai bukti dalam mendukung disusunnya undang-undang Nol Sampah.

Menurut Ercolini, penghargaan tersebut merupakan satu kehormatan yang paling luar biasa yang pernah dia terima. “Saya menganggap penghargaan Goldman ini adalah sebagai pengakuan terhadap kerja saya selama 20 tahun,” ungkapnya.

Selain Ercolini, pada ajang bergengsi The Goldman Environmental Prize 2013 ini juga ada 5 aktivis lingkungan dari beberapa negara yang mendapat penghargaan lingkungan hidup tersebut yaitu Aleta Baun (Indonesia), Jonathan Deal (Afrika Selatan), Kimberly Wasserman (Amerika Serikat), Azzam Alwash (Irak), dan Nohra Padilla (Kolombia).

Sementara itu, Aleta Baun berhasil mendapat penghargaan tersebut atas jasa-jasanya di bidang konservasi lingkungan. Di mana, dalam hal tersebut ibu rumah tangga dari Nusa Tenggarra Timur ini terang-terangan melawan adanya pengrusakan gunung dan pembabatan hutan yang dilakukan oleh perusahaan marmer yang ada di daerah tempat tinggalnya.

Berkat ketekunan dan kegigihan, akhirnya perjuangan wanita yang akrab disapa Mama Aleta ini pun membuahkan hasil yang memuaskan dengan ditutupnya  perusahaan marmer, sehingga tidak ada lagi kegiatan pertambangan yang merusak gunung, hutan dan sumber daya alam di wilayah Timur Indonesia.

Goldman Environmental Prize sendiri merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan tiap tahun kepada para pahlawan lingkungan lingkungan hidup pada sejumlah negara dunia. Cheerli

Share