MEDIA MONITORING : DESEMBER 2012

29 Januari 2013
Dibaca : 2770 kali

DINAMIKA ISU AMPL DI BULAN DESEMBER 2012

Persoalan drainase lingkungan masih menjadi isu utama yang dibahas oleh beberapa media online selama bulan Desember 2012. Hal ini terlihat dari hasil monitoring yang dilakukan pada 7 media online, yaitu : kompas, mediaindonesia, antara, detik, inilah, dan okezone. Total berita yang mengangkat mengenai drainase lingkungan sebanyak 722 berita. Sementara total keseluruhan pemberitaan seputar Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) sebanyak 1233 berita.

 

JUMLAH BERITA AMPL DI MEDIA ONLINE

Dari media-media yang dimonitoring, Antara News adalah yang paling banyak memuat berita isu AMPL dengan total sebanyak 379 berita.

Persentase Berita AMPL di Media

 

Permasalahan Drainase Lingkungan masih menjadi pembahasan utama media online. Di penghujung bulan tahun 2012 ini, porsi tema drainase mencapai 59 % (722 berita) dengan dominasi berita yang juga sama dengan dua bulan sebelumnya, yakni soal “Banjir”.

Tema kedua yang mendapat perhatian dari media adalah Persampahan. Porsi pemberitaannya sebanyak 20 % (253 berita). Salah satu isu yang banyak disinggung adalah upaya Pemerintah Daerah DKI Jakarta dalam membersihkan sampah-sampah yang jumlahnya sangat banyak. Seperti yang diulas oleh salah satu media, sampah-sampah yang ada di Banjir Kanal Barat di depan Season City, Jakarta Barat, luasnya mencapai ukuran lapangan sepakbola.

Sementara itu, pemberitaan mengenai Air Minum juga cukup banyak diulas dengan porsi pemberitaan sebesar 19 % (235 berita). Dari beberapa isu yang ditampilkan, terdapat ulasan menarik; DKI dinilai tidak memiliki ketahanan air yang kuat. Hal ini dikarenakan DKI Jakarta bergantung pada wilayah di sekitarnya untuk pengadaan air bersih. Sehingga, saat terjadi persoalan di jaringan suplai, Jakarta akan mudah krisis. Berbagai upaya masih terus dilakukan Pemda DKI untuk mengatasi hal ini, dari mulai menambah pembangunan instalasi pengolahan air bersih, sampai dengan rencana Giant Sea Wall, yang dapat menampung cadangan air di muara sungai Jakarta Utara.

Sedangkan mengenai Air Limbah, pemberitaannya hanya muncul sebanyak 2 % atau 23 berita dengan mayoritas pemberitaan membahas mengenai rencana Gubernur DKI Joko Widodo membangun deep tunnel, yang nantinya tidak hanya diprioritaskan dalam mengatasi banjir, akan tetapi juga saluran buangan untuk air limbah.

 

Sebaran Tema DRAINASE LINGKUNGAN

 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tema drainase lingkungan masih menjadi fokus pembahasan dengan fokus utama “banjir”. Dari isu tersebut, media online cenderung lebih banyak memberitakan mengenai upaya penanganan banjir yang dilakukan masing-masing daerah. Jumlahnya cukup besar yaitu sebanyak 289 berita. Ketika bahas penanganan, disinggung pula masalah penyebabnya. Dikatakan, penyebab banjir di Jakarta memang mengalami perubahan. Pada periode sebelum 1970-an, Jakarta bisa banjir karena faktor alam. Sekarang, faktor manusia diyakini lebih dominan sebagai penyebab banjir dibanding kondisi topografi atau cuaca.

Upaya pengendalian banjir hingga 2014 dinilai belum dapat menyelesaikan titik banjir yang ada. Dari 78 titik banjir di DKI Jakarta, proyek Kanal Banjir Timur hanya mampu mengurangi 15 titik banjir. Jika dilakukan normalisasi sungai di Kanal Banjir Barat, sungai Pesanggrahan, 

Angke dan Sunter hanya mengurangi 10 titik banjir. Demikian juga proyek pengerukan sungai Jakarta Emergency Dredging Initiative di Cengkareng, Kali Sunter, Cideng, Angke dan lainnya pada 2013 – 2014 hanya akan mengurangi 20 titik banjir. Masih ada 27 titik banjir yang belum dibebaskan. Belum lagi jika muncul titik genangan baru yang sebelumnya luput dari pemetaan.

Kesimpulan

Persoalan banjir masih mendominasi pemberitaan isu-isu AMPL di Desember. Ini berarti, selama tiga bulan berturut-turut topik ini menjadi daya tarik terkuat media. Dari keseluruhannya, banjir Jakarta tetap mendapat alokasi pemberitaan terbanyak. Hal yang membedakan dengan bulan-bulan sebelumnya adalah, pada Desember media mulai mengulik lebih jauh dan dalam lagi persoalan banjir Jakarta ini. Dari mulai sejarah topografi Jakarta, penerapan kebijakan pembangunan yang berubah dari waktu ke waktu, identifikasi penyebab banjir, sampai dengan upaya-upaya konkret yang diharapkan masayarakat kepada pemimpin DKI sekarang. Tentu saja ini merupakan hal yang positif. Ulasan terkait permasalahan AMPL menjadi kajian yang diinformasikan secara komprehensif dengan alur yang runut dan komunikatif. (Rozi/Kelly)

Share