Article - Berita -
Lokakarya Pertukaran Pembelajaran Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Provinsi Lampung
Lokakarya Pertukaran Pembelajaran Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Provinsi Lampung23 Agustus 2017
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Sutono membuka acara Lokakarya Pertukaran Pembelajaran STBM Mendukung Pencapaian Universal Access 2019 Stichting Nederlandse Vrijwilliger (SNV) Netherlands Development Organization bersama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dan juga Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) menggelar Lokakarya Pertukaran Pembelajaran Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk mendukung pencapaian Universal Access 2019. Acara tersebut berlangsung selama dua hari, yaitu 25 – 26 Juli 2017, di Ballroom Hotel Sheraton, Bandar Lampung. Secara spesifik, tujuan dari kegiatan lokakarya tersebut adalah untuk berbagi pembelajaran dari dua daerah yang jadi binaan SNV selama ini, yaitu Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Pringsewu. Kedua daerah tersebut, masing-masing punya inovasi di bidang pembangunan sanitasi. Kabupaten Lampung Selatan muncul dengan inovasi Swasembada WC sementara Kabupaten Pringsewu dengan gerakan Jihad Sanitasi. Harapannya Hadir untuk membuka sekaligus mewakili Gubernur Lampung, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Lampung Sutono yang juga turut menyampaikan keynote speaker. Dalam sambutannya, Sutono mengatakan pihaknya akan mendorong anggaran untuk pencapaian Universal Access tersebut. Menurutnya, persoalan sanitasi, terutama akses untuk buang air besar (BAB), sudah masuk dalam kebutuhan yang mendesak untuk diperbaiki. “Terutama di kawasan Pesisir Barat yang merupakan daerah pariwisata, tapi belum tersentuh untuk perbaikan sanitasinya,” kata Sutono. Sementara itu, Direktur Perkotaan, Perumahan dan Permukiman BAPPENAS, Tri Dewi Virgiyanti dalam sambutannya sangat mengapresiasi komitmen dari Pemerintah Provinsi Lampung dalam upaya untuk mencapai Universal Akses sanitasi 100 % di tahun 2019. “Kita hanya punya waktu 2 tahun lagi, masih banyak dan panjang jalan yang harus dilakukan. 2019 harus mencapai 100 % dengan catatan 85 % akses layak dan 15 % akses desa,” kata Virgi.
Direktur Perkotaan, Perumahan dan Permukiman BAPPENAS, Tri Dewi Virgiyanti saat memberikan sambutan di acara Lokakarya Pertukaran Pembelajaran STBM Mendukung Pencapaian Universal Access 2019 di Provinsi Bandar Lampung. Country Director SNV Indonesia yang diwakili Maria Carreiro mengatakan bahwa sejak tahun 2013 telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui nota kesepahaman dengan kemendagri, dan untuk program di Lampung, pihaknya memulai dengan program sanitasi perkotaan yaitu di Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Pringsewu. Selanjutnya, dilengkapi dengan program sanitasi perdesaan di Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Tanggamus. “SNV dengan senang hati akan mendukung pemerintah dalam pencapaian universal akses pada tahun 2019. Dengan harapan mampu menginspirasi dan mendorong kabupaten dan kota lain untuk dapat maju dalam mencapai target yang telah ditentukan,” jelasnya dalam sambutan. Talkshow Sharing Pembelajaran Acara pertama dari rangkaian kegiatan Lokakarya Pertukaran Pembelajaran Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) tersebut dimulai dengan sesi talkshow yang dihadiri oleh 3 narasumber. Narasumber pertama adalah Wakil Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto, Direktur Eksekutif AKKOPSI, Josrizal Zain, serta Kepala Bappeda Provinsi Lampung Taufik Hidayat. Adapun pembicara keempat adalah Bupati Pringsewu, namun yang bersangkutan berhalangan hadir.
Direktur Eksekutif AKKOPSI Josrizal Zain memberikan sambutannya saat acara talkshow bersama dengan Wakil Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto dan Kepala Bappeda Provinsi Lampung Taufik Hidayat. Dalam kesempatannya, Nanang menyampaikan mengenai program yang saat ini jadi andalan di daerahnya, yaitu Swasembada WC. Menurut Nanang, program ini membangkitkan semangat gotong royang dan kebersamaan antara aparat desa dengan masyarakat. “Mereka membuat WC dengan cara gotong-royong. Tim dibangun terlebih dahulu, setelah itu dilakukan pendataan rumah yang belum punya WC, lalu dikerjakan bersama-sama,” kata Nanang. Swasembada WC sendiri merupakan gerakan bersama yang mendorong masyarakat dan pemerintah daerah lebih memprioritasikan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mendorong kemandirian masyarakat dalam penyediaan fasilitas sanitasinya. Sampai saat ini diwilayah percontohan pelaksanaan SWASEMBADA WC telah terjadi perubahan perilaku masyarakat yang signifikan dangan bukti terbangunnya 5322 jamban sehat di masyarakat secara mandiri menggunakan gotong royong sebagai kekuatannya. Sementara itu, Taufik menjelaskan bahwa perkembangan capaian tentatif Program Sanitasi di Provinsi Lampung di tahun 2015 mencapai 50,11%, tahun 2016 mencapai 62,24% dan tahun 2017 direncanakan sebesar 79,07% . Di 2018 ditargetkan menjadi 96,49% dan 2019 mencapai 100%. “Hal ini perlu perhatian khusus terhadap sub sektor sanitasi dan diperlukan upaya serta komitmen untuk mencapai target 2019, serta dukungan semua pemangku kepentingan dan masyarakat,” jelasnya. Untuk itu pihaknya berharap Lokakarya ini dapat dijadikan pembelajaran bersama, baik dari tahap perencanaan serta dari hasil implementasi pelaksanaan kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dalam upaya mensejahterakan masyarakat menuju Lampung yang unggul dan berdaya saing. Senada dengan yang disampaikan oleh Taufik, Direktur Eksekutif AKKOPSI, Josrizal Zain juga mengatakan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah agar tiap daerah yang hadir bisa saling belajar dan menginspirasi satu dengan yang lain. Josrizal juga menyampaikan bahwa prinsip berbagi dan menginspirasi satu dengan yang lain ini sering terjadi dan merupakan spirit yang selalu dilakukan AKKOPSI dalam setiap advokasinya kepada kepala daerah. Antara Kepala daerah bertemu, berbagi pengalaman serta inovasi yang sudah dilakukan kepada kepala daerah lainnya, sehingga terjadi saling belajar dan menginspirasi tersebut. Mantan Walikota Payakumbuh dua periode tersebut juga memberikan tips terkait bagaimana pendekatan yang harusnya dilakukan. “Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pendekatan secara terus menerus kepada pihak yang berkepentingan, dalam hal ini masyarakat. Langkah kedua, yaitu pemerintah perlu tegas dalam membuat aturan,” kata Josrizal.”Memang harus kerja keras dari berbagai elemen. Disamping itu, meski ada advokasi, kampanye dan juga melibatkan tokoh agama untuk menyampaikan ajaran agama bahwa kebersihan itu adalah sebagaian dari iman, misalnya. Ajak tokoh agama untuk bekerja sama,” Josrizal menambahkan. Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari dari tanggal 25 – 27 Juli 2017. Selain talkshow, para peserta yang berasal dari 15 kabupaten kota di Provinsi Lampung tersebut juga melakukan kunjungan lapangan untuk melihat lebih dekat upaya atau hasil-hasil yang sudah dicapai dari Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Pringsewu tersebut.
Artikel Terkait |