Kader STBM Kota Bangun Diundang Hadiri KSAN 2013

29 Oktober 2013
Dibaca : 1190 kali

Jakarta, (Analisa). Lina Sari (39), seorang kader Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Kota Bangun, Medan Labuhan ikut diundang menghadiri Konferensi Sanitasi& Air Minum Nasional (KSAN) 2013 di Jakarta. Acara KSAN berlangsung selama beberapa hari mulai Selasa-Kamis, 29-31 Oktober 2013 di Balai Kartini, Jakarta.

Ibu tiga anak yang tinggal di Lingkungan V, Kota Bangun, adalah salah seorang anggota Pokja STBM yang diundang untuk mempresentasekan implementasi STBM di Kota Bangun, Bu Lina dan teman-teman Pokja STBM Kota Bangun, berhasil mengelola popok sekali pakai menjadi media tanam. 

Didampingi Koordinator High Five Medan Deni Andayuni, Lina mengaku, baru mengenal STBM dalam dua tahun ini dari High Five. “Namun setiap kali gotongroyong kita sering menemukan popok sekali pakai berserak. Kami berpikir bagaimana bisa diolah agar bisa bermanfaat. Akhirnya ditemukan cara bagaimana mengelola popok sekali pakai itu menjadi media tanam,” sebut Lina setibanya di Hotel Fave, Jakarta, Senin (28/10).

Dia menjelaskan, popok sekali pakai itu dibersihkan kemudian diberi MOL (mikro organism local) yang dihasilkan darifermentasi buah-buahan. Setelah itu, popok ang sudah dihancurkan dicampur tanah dan siap menjadi media tanam

Jadi Isu Utama 

Dia sudah mencoba mengolah popok tersebut. Tidak saja untuk diri sendiri tapi juga melibatkan sejumlah ibu rumah tangga yang memiliki balita. “Karena ibu yang ada balitanya paling banyak memanfaatkan popok,” ucapnya.

Dalam beberapa bulan, katanya, teknik mengolah popok itu menjadi isu utama di masyarakat lingkungannya. Kini, popok sudah sulit ditemui berserakan lagi. “Bagi mereka yang tidak mengolah popok tersebut, paling tidak sudah tidak membuang popok itu sembarangan.

Deni Andayuni mengapresiasi dengan keberhasilan kader STBM yang dikembangkan High Five. Menurutnya, apa yang dilakukan Lina itu paling tidak sudah mampu mengatasi tiga pilar STBM yakni stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun dan mengolah limba rumah tangga.

“Hanya saja, pengolahan popok bagi media tanam itu belum kita sarankan untuk tanaman yang langsung makan. Soalnya belum ada penelitian apakah bakterinya mengganggu faktor kesehatan bagi konsumen atau tidak. Tapi, kalau untuk tanaman bunga dan buah keras hasilnya cukup memuaskan,” jelas Deni Andayuni.

Dalam KSAN tahun ini, diisi dengan berbagai seminar di antaranya, Peningkatan Cakupan dan Keberlanjutan Akses Layanan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi” oleh Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Kesehatan, Mission Director USAID, Minister CouncellorAusAID, peningkatan Kesiapan Pemda untuk Mobilisasi APBD dalam Mendukung Pembangunan Sanitasi di Indonesia oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan dan Sanitasi Sekolah serta Kampanye Pendidikan Sanitasi, Higiene, dan Lingkungan oleh Menteri Pendidikan & Kebudayaan, Menteri Lingkungan Hidup. 

Selain itu, presentase tentang Peningkatan Kesiapan Pemda untuk Mobilisasi APBD dalam Mendukung Pembangunan Sanitasi di Indonesia oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan.

Seminar Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan dalam Menghadapi Tantangan Percepatan Pembangunan di Indonesia oleh Jurusan Teknik Lingkungan dengan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia.

“Serta beberapa sesi paralel. Tak kalah menariknya, rekan-rekan High Five akan menampilkan drama mementaskan tentang High Five di tiga kota yakni Medan, Surabaya, dan Makasar,” jelas Deni seraya menambahkan, selain itu Komunitas Jurnalis Peduli Sanitasi (KJPS) Sumut juga diundang untuk menjadi model kekompakan jurnalis dalam mengangkat isu sanitasi di Kota Medan. (nai)

 

Sumber Analisa Daily

Share