Baru 50 Persen Penduduk Indonesia Mendapat Air Bersih

30 Oktober 2013
Dibaca : 1039 kali

Jakarta - Sanitasi dan air minum merupakan dua hal yang saling berkaitan, jika penyediaan sanitasi dan air minum sudah baik maka kesejahteraan rakyat Indonesia juga akan semakin meningkat.

Maka dari itu, pemerintah berkomitmen akan terus memperbaiki kualitas sanitasi dan air minum sampai 2019 dengan total anggaran yang diperkirakan mencapai Rp 660 triliun.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dedy Priatna menjelaskan hingga saat ini kondisi sanitasi dan air minum di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Vietnam dan Myanmar.

Menurut dia dalam program Millenium Development Goals (MDG) 2015, target yang harus dicapai pemerintah untuk sanitasi dan air minum yang layak adalah sebesar 62,41 persen, dari fakta yang ada baru 57,35 persen penduduk yang mendapatkan akses terhadap sanitasi dan air minum yang layak.

Dia mengatakan kondisi air minum dan sanitasi yang buruk secara tidak langsung merugikan negara sebesar Rp 56 triliun atau setara dengan 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dedy mengatakan pemerintah bertekad akan meningkatkan anggaran untuk sanitasi dan air minum setiap tahunnya, anggaran ini akan digunakan untuk berbagai macam program yang telah dirancang seperti Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM).

“ Tantangan ke depannya adalah bagaimana anggaran untuk sanitasi dan air minum ini juga lebih diprioritaskan di samping anggaran untuk pendidikan dan infrastruktur, jika anggaran untuk sanitasi dan air minum naik maka insyallah target MDGs bisa dicapai,” ujar dia ketika ditemui dalam acara “ Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (29/10).

Dedy mengatakan komitmen pemerintah yang akan mengalokasikan dana sebesar Rp 660 triliun untuk sanitasi dan air minum sampai 2019 cukup banyak mendapatkan dukungan terutama dari pemerintah daerah dan pihak swasta. Menurut dia sumber pendanaan untuk sanitasi dan air minum berasal dari anggaran pemerintah pusat dan daerah sebesar 20 persen, sisanya dukungan dari pihak swasta berupa Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan dan BUMN.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan kualitas sanitasi dan air minum sangat erat kaitannya dengan kesejahteraan rakyat. Dia menjelaskan jika sanitasi dan air minum bersih sudah terpenuhi maka kualitas SDM dan angka harapan hidup di Indonesia juga tumbuh positif tapi sebaliknya jika sanitasi dan air minum buruk maka akan membuat angka kemiskinan dan kesejahteraan hidup semakin terpuruk.

Agung mengatakan sanitasi dan air minum juga merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kualitas sanitasi dan air minum di seluruh wilayah Indonesia. Menurut dia anggaran yang paling ideal untuk sanitasi dan air minum adalah Rp 10 triliun setiap tahunnya, jika pemerintah sudah bisa mengalokasikan dana Rp 10 triliun dalam APBN maka dalam kurun waktu 3-4 tahun mendatang kualitas sanitasi dan air minum di Indonesia sudah sempurna.

“ Sanitasi dan air minum akan menjadi prioritas pemerintah selain pendidikan, infrastruktur, kesehatan dan kemiskinan, anggaran untuk sanitasi dan kemiskinan juga akan ditingkatkan,” ujar dia.

Penulis: DHO/FMB

Sumber:Investor Daily

 

Share