Agung Heru Yatmo, Pencipta "Keran Misuh" yang Jadi Juara Nasional08 Juli 2014
Penampilannya sederhana. Tutur katanya pun lemah lembut. Namun, di balik kesederhanaannya itu, Agung Heru Yatmo menyimpan ide kreatif. Dia berhasil membuat sebuah karya yang belum pernah terpikir banyak orang. Yakni ’Keran Misuh’. Kata ’misuh’ yang menempel pada karyanya itu tak memiliki arti negatif seperti orang yang sedang berkata-kata kotor. Namun, ’misuh’ yang dimaksud adalah mencuci tangan (diambil dari bahasa Jawa). Sengaja dia menamakan ’misuh’ itu untuk mengingatkan masyarakat untuk rajin mencuci tangan usai bekerja atau mau makan. Ide ini berawal ketika dirinya banyak melihat petani di kampung halamannya di Pacitan malas membasuh tangan usai bekerja di kebun dan sawah. Kalau pun cuci tangan, mereka tak menggunakan sabun untuk membunuh kuman. Padahal, dari segi kesehatan, kebiasaan petani itu sangat buruk. Nah,
dari situla Nah, cara operasional keran itu, ketika tuasnya digerakkan maksimal, maka keluar air yang bercampur sabun. Namun, ketika tuasnya diputar hanya separo, yang keluar hanya air bersih. Keran ini cukup efektif. Inovasi ini akhirnya diikutkan lomba kreatif yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Jakarta yang bekerja sama dengan The Indonesia Urban Water, Sanitation, and Hygiene(IUWASH) dan United States Agency for International Development (USAID). ”Kami ngelembur karena proposal harus dikirim ke Jakarta di esoknya,” kata Heru ditemui di Laboratorium FTP UB. Dan tidak dinyana, dari 129 peserta lain se-Indonesia, karya milik Agung Heru dan kawan-kawan itu yang terpilih sebagai juara. Pada April 2014 lalu, dirinya dipanggil ke Gedung Menara Thamrin Jakarta Pusat untuk mendapatkan penghargaan sebagai inovasi terbaik 2014 oleh Bappenas. Karya ini juga meraih penghargaan sebagai karya yang Sehat, Bersih, Aman, dan Terjangkau bidang Teknologi Tepat Guna 2014. Yang membanggakannya, sebelum menerima penghargaan, dirinya diberi kesempatan untuk memeragakan karyanya tersebut di hadapan ratusan penonton. Heru
mengakui jika ide tersebut dari sekitar rumahnya. Dia prihatin ketika ada
kebiasaan tak mengguna Soal nama ’misuh’ tersebut dia pilih agar nyentrik dan keren saja. Sebab, kalau nama aneh, membuat orang yang dengar semakin penasaran dan ingin tahu. Hal itu untuk mengingatkan betapa pentingnya perihal cuci tangan dengan menggunakan sabun. Terutama setelah makan. ”Biasanya orang Indonesia lebih mudah ingat kalau dikasih perihal negatif. Intinya agar mereka harus cuci tangan,” kata dia. Kini, berkat karyanya itu, dirinya sudah dihubungi sebuah organisasi World Vision untuk memproduksi secara masal. World Vision adalah organisasi internasional bidang kemanusian. Sayangnya, karena keterbatasan biaya, dirinya dan tim masih belum bisa memberikan jawaban. Untuk sementara, karyanya tersebut disumbangkan ke posyandu yang ada di Desa Candirenggo, Singosari, Kabupaten Malang. ”Kami belum ada modal Mas,” tandas anak pasangan Warsih dan Mahmud ini. Sumber : Radarmalang.co.id
|