100 Juta Penduduk Belum Bisa Nikmati Air Minum Bersih29 Oktober 2013 JAKARTA (Pos Kota)- Sekitar 100 juta penduduk Indonesia saat ini belum bisa menikmati akses yang layak terhadap pemenuhan air minum dan sanitasi. Akibatnya, upaya mencegah penularan penyakit berbasis lingkungan seperti diare menjadi sulit dilaksanakan.Padahal studi WHO 2007 menyebutkan pengelolaan air minum dan sanitasi yang layak mampu menurunkan angka diare hingga 94 persen. “Sanitasi yang baik serta kemudahan untuk mendapatkan pasokan air bersih untuk minum menjadi persoalan dasar yang sampai saat ini masih harus kita selesaikan,” papar Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen P2PL Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wilfred H. Purba pda temu media Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) 2013, kemarin. Tak hanya itu, Indonesia juga masih menghadapi masalah dengan besarnya jumlah penduduk yang buang air besar sembarangan. Sensus terbaru yang diterbitkan BPS mencatat ada sekitar 42 juta penduduk Indonesia tidak memiliki jamban (WC). Mereka melakukan aktivitas BAB disembarang tempat termasuk sungai dan saluran air. Diakui Nugroho Tri Utomo, Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas, capaian sanitasi dan air bersih di Indonesia hingga akhir 2012 masih rendah, jauh di bawah Singapura yang sudah mencapai 100 persen atau Malaysia yang sudah 90 persen. “Jumlah masyarakat yang sudah mendapatkan akses air minum layak baru 58,05 persen dan hanya 57,35 persen rumah tangga memiliki akses sanitasi layak,” jelas Nugroho. Sementara untuk sampah yang benar-benar terangkut per harinya ke lokasi pembuangan akhir hanya 28,7 persen dan saluran pemukiman yang berfungsi dengan baik dan lancar hanya 52,83 persen. Menurut Nugroho, pembangunan sarana sanitasi semakin kompleks mengingat jumlah air buangan yang harus dikelola semakin banyak. Kompleksitas tatanan permukiman di perkotaan dan lingkungan padat penduduk membuat pemerintah sulit mencari lahan yang layak untuk pembangunan infrastruktur sanitasi. Pemerintah sendiri melalui Bappenas menargetkan melakukan perbaikan fasilitas sanitasi dan air minum yang layak yang mencapai 100 persen pada 2019. Namun untuk mencapai target pembangunan tersebut dibutuhkan dana sebesar Rp660 triliun yang akan digunakan untuk perbaikan seluruh fasilitas sanitasi dan air minum. (inung/yo)
Artikel Terkait |