|
Masalah persampahan terjadi di mana-mana dan seperti tak ada ujungnya. Bahkan masalah tersebut kian hari malah semakin besar. Dalam beberapa tahun terakhir jumlah sampah semakin meningkat, di sisi lain daya tampung tempat pembuangan sampah terbatas bahkan semakin berkurang dengan ditutup dan tidak dapat beroperasinya lagi sejumlah TPA. Pertumbuhan penduduk, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, dan laju teknologi dipandang berperan serta sebagai faktor dalam peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan dalam suatu kota. Sebagai salah satu contoh, kota Jakarta merupakan pemilik lengkap permasalahan tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta (2005), rumah tangga menjadi penghasil sampah terbanyak dengan proporsi rata-rata 58 persen dari total sampah Jakarta. Industri dan perkantoran masing-masing menghasilkan lima belas persen dan pasar sepuluh persen. Sedangkan sisanya berasal dari pembersihan sungai, jalan, dan taman sebesar dua persen. Hampir seluruh dari jumlah sampah tersebut dibuang setiap harinya ke TPA Bantar Gebang Bekasi yang menjadi tempat andalan satu-satunya sebagai tempat pembuangan akhir sampah Jakarta. Setiap harinya sekitar 6000 ton sampah masuk ke TPA tersebut. Jika satu ekor gajah beratnya mencapai satu ton, bisa dibayangkan sekitar enam ribu ekor gajah memasuki dan memenuhi TPA Bantar Gebang setiap harinya. Namun itupun bukan berarti sampah Jakarta selalu terangkut ke TPA tersebut. Dengan keterbatasan sarana yang merupakan masalah lama, sampah pun masih terlihat menumpuk di TPS-TPS dan sebagian lagi sudah menutupi sungai-sungai. Melihat kondisi ini, dalam menjalankan dan mengaplikasikan Program Pembangunan Berkelanjutan yang dimilikinya, Yayasan Unilever Indonesia bertekad berperan serta dalam penanganan sampah Jakarta melalui Program Lingkungan-nya. YUI bertekad menerapkan konsep ideal manajemen sampah di Jakarta. Saat ini delapan puluh persen sampah Jakarta dibuang ke TPA setiap harinya dan sisanya tersebar tanpa pengelolaan di lingkungan. Melalui konsep idealnya, YUI bermaksud mengubah cara tersebut melalui penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recylce) sehingga sampah dikelola menjadi kompos dan daur ulang. Dalam konsepnya, YUI melakukan pemisahan sampah antara organik dan nonorganik agar penanganan selanjutnya akan lebih mudah. Dari sampah yang dihasilkan DKI Jakarta, sebesar tujuh puluh persen merupakan sampah organik dan sisanya nonorganik. Sampah organik ini kemudian dijadikan kompos seluruhnya, sedangkan dari sampah nonorganik sebesar 26% dapat didaur ulang kembali. Dengan demikian sebesar 96% sampah yang dihasilkan dapat dikelola dan hanya 4% saja yang terbuang. Dapat dibayangkan betapa besarnya pengurangan timbulan sampah jika konsep tersebut dapat berjalan. Program yang dijalankan YUI memiliki konsep penanganan sampah melalui pemberdayaan masyarakat. YUI tidak secara langsung menggerakkan masyarakat di suatu tempat namun membentuk kader-kader dari masyarakat yang nantinya akan ikut mengubah sikap dan pandangan masyarakat tempat asal mereka dalam penanganan dan pengelolaan sampah. Program YUI ini sudah mulai berjalan dari tahun 2006 dan memiliki lima tahapan penerapan program. Melalui integrasi dan investigasi sosial, YUI membangun kepercayaan sambil memahami karakter dan modal sosial serta menemukan calon fasilitator dan kader dalam masyarakat. Setelah itu YUI bersama kelompok masyarakat melakukan perencanaan yang nantinya akan direalisasikan saat memasuki pelaksanaan agenda kerja. Selain itu YUI juga melakukan kampanye publik sebagai perluasan pengaruh kesadaran dalam masyarakat. Dalam menjalankan programnya, YUI memerlukan bantuan dan dukungan kerja sama dari berbagai pihak terutama masyarakat itu sendiri. Dalam program yang dijalankannya, YUI sendiri berperan sebagai fasilitator program. YUI melalui fasilitatornya membentuk dan membina kader-kader dari masyarakat yang nantinya akan terjun langsung dalam memberdayakan masyarakat untuk mengelola sampah di lingkungan mereka sendiri. Dukungan pemerintah serta kerja sama dengan pihak LSM maupun universitas diperlukan dalam menjalankan program yang dilaksanakan YUI. Pada tahun 2006, YUI telah berhasil melaksanakan programnya di 260 RT yang tersebar di 20 kelurahan di Jakarta dengan menghasilkan 1108 orang kader. Melalui program yang telah dijalankannya ini, YUI bertekad mengajak masyarakat untuk menjadi bagian dari perubahan demi terciptanya lingkungan yang sehat dan hijau. (fifn) Contact Address: YAYASAN UNILEVER INDONESIA Graha Unilever Jl Jend. Gatot Subroto Kav. 15 Jakarta 12930 Post Date : 09 April 2007 |