Yayasan Peduli Negeri Gelar Pelatihan Daur Ulang Sampah

Sumber:Koran Tempo - 21 Maret 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

MAKASSAR - Sebanyak 56 ibu rumah tangga dari 28 kelurahan mengikuti pelatihan mendaur ulang sampah. Pelatihan yang diselenggarakan Yayasan Peduli Negeri (YPN) Makassar itu bertujuan menghasilkan berbagai produk kerajinan.

Menurut Saharuddin Ridwan, Direktur Eksekutif YPN, pelatihan ini bermanfaat bagi pemerintah ataupun masyarakat. Selain membuka peluang bisnis bagi ibu rumah tangga, pelatihan ini bisa mengurangi volume sampah di lingkungan masyarakat. "Daripada sampah terbuang, lebih baik diolah menjadi hasil kerajinan," kata Saharuddin di sela pelatihan di Baruga Habibie, Jalan Amirullah, Makassar, Sabtu lalu. Pelatihan berlangsung selama dua hari yang berakhir kemarin.

Beberapa produk kerajinan yang dihasilkan adalah tas, sandal, dompet, dan rompi. Produk kerajinan itu mempunyai warna beragam berdasarkan warna sampah yang berbahan plastik. Sampah plastik yang digunakan adalah plastik yang tidak mudah sobek. Pengolahan sampah menjadi barang kerajinan tangan menggunakan mesin jahit. Peserta pelatihan diajari membuat berbagai pola pembuatan sandal, tas, dompet, dan jaket rompi.

Wati, ibu rumah tangga asal Kelurahan Mamajang, mengaku senang mengikuti pelatihan itu. Kemampuan menjahit yang dimilikinya menjadi modal mengembangkan bisnis kerajinan itu. Setelah mahir membuat kerajinan, Wati mengatakan akan mengumpulkan sampah berbahan plastik untuk dibuat menjadi berbagai produk kerajinan tangan.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Makassar Gani Sirman mengatakan kegiatan itu perlu dikembangkan ke kelurahan lain. Dia berharap ibu rumah tangga yang terlatih membuat kerajinan tersebut dapat mengoptimalkan produksinya untuk dipasarkan ke sejumlah toko bahan campuran, seperti supermarket.

Adapun Wakil Wali Kota Makassar Supomo Guntur meminta dinas koperasi usaha mikro, kecil, dan menengah menjadi perantara perajin dengan sejumlah toko dan perhotelan. Menurut dia, hal dilakukan agar produk kerajinan bisa dipasarkan.

Jika program itu meluas ke 14 kecamatan, Supomo yakin sampah non-organik yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Tamangapa di Kecamatan Manggala akan berkurang. Adapun volume sampah yang diangkut ke TPA Tamangapa mencapai 500 ton per hari. INDRA O.Y.



Post Date : 21 Maret 2011