|
MRANGGEN- Mengeringnya air sumur di sejumlah tempat di wilayah Desa Kembang Arum Kecamatan Mraggen di musim kemarau, menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih. Kondisi tersebut dialami Yayasan Anasikhin yang menaungi Panti Asuhan (PA) Anasikhin di RT 6 RW 4 Jalan Dolog Desa Kembang Arum selama lima terakhir. Ahmad Suyono PK, Ketua PA Anasikhin, Selasa (26/8) menuturkan, sebelumnya, mereka mendapatkan air bersih dengan menyalur sumur artesis baik dari warga maupun dari perhutani. Namun kedua upaya tersebut tidak berjalan lama lantaran salurannya macet. ’’Guna mencukupi kebutuhan air untuk mandi, memasak, dan wudhu, kita menimba dari sumur-sumur warga sekitar. Itupun juga tidak lama. Sebab, saat kemarau, sumur tersebut juga mengering,’’ ungkap Ahmad yang memiliki 35 anak asuh di PA Anasikhin. Oleh karenanya, dengan adanya bantuan air bersih yang disalurkan oleh Kopi Luwak bekerja sama dengan Suara Merdeka, pihaknya merasa sangat terbantu. Apalagi, dalam waktu dekat, akan memasuki bulan Ramadan yang tentunya sangat membutuhkan air bersih untuk keperluan wudhu. Hal senada juga diungkapkan warga RT 2 RW 22 Perumahan Pucang Gading Jalan Pucang Permai IV. Dengan adanya bantuan tersebut, warga merasa sangat terbantu. Mengandung Kaporit Begitu bantuan air bersih sebanyak 5.000 liter tiba, mereka pun berduyun-duyun datang untuk mendapatkan jatah sambil membawa ember ataupun gentong plastik.Muji Raharjo (48), warga setempat mengatakan, untuk memasak dan minum mereka terpaksa membeli dari penjual air keliling. Sebab, air PAM yang ada di tempat mereka tidak bisa dikonsumsi karena banyak mengandung kaporit. ’’Dalam seminggu, saya butuh tujuh jerigen air untuk keperluan memasak dan minum dengan harga Rp 1.500 - Rp 1.800/jerigen,’’ ucap Muji yang dibenarkan tetangganya Sudaryanto (38). Diungkapkannya, meski sudah ada PAM, air yang dikonsumsi banyak digunakan untuk mandi atau mencuci. Itupun airnya kadang hidup kadang mati. (J12-16) Post Date : 27 Agustus 2008 |