LANTARAN padatnya rutinitas, orang kerap lupa menjaga kebu garan dan kesehatan tubuh. Misalnya, karena ke sibukan yang menyita waktu, kita lupa minum air putih sesuai takaran kebutuhan minimal tubuh.
Padahal, air putih memi liki segudang manfaat bagi kesehatan. Air putih berfungsi untuk mengangkut zatzat gizi ke seluruh tubuh. Juga menjaga keseimba ngan organ tubuh dan suhu badan serta sebagai pelumas jaringan tubuh.
Vitalnya peran air putih bagi kebugaran manusia ditegaskan Health Marketing Director of PT Tirta Investama, dr Regina Karim. "Manusia dapat berta han tanpa makan selama 4565 hari dengan hanya tergantung pada air, tetapi tidak akan ber tahan lebih dari 3 hari tanpa air," ujarnya di Jakarta, baru baru ini.
Kurangnya air dalam tubuh menyebabkan dehidrasi yang artinya air dalam tubuh tidak mencukupi untuk melakukan fungsi kerja tubuh secara op timal.
Kehilangan cairan sebesar 1,3% dari berat badan pada kaum perempuan sudah dapat menyebabkan gangguan pada kognitif, emosional, dan per forma tubuh. Pada pria, hal ini terdeteksi dengan kehilangan cairan 1,5% dari berat badan. Kehilangan cairan 4%-6% dari berat badan menimbulkan keluhan fisik, kehilangan 12% dari berat badan mengganggu pergerakan tubuh, serta ke hilangan 15%-25% berakibat fatal.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjadikan kebiasaan mengonsumsi mini mal 2 liter air putih per hari menjadi kebiasaan seharihari. Meskipun kelihatannya seder hana, ternyata kebiasaan ini kurang dilakukan oleh pen duduk Indonesia.
Hal ini terlihat dari hasil riset The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST) yang dipimpin Prof Dr Ir Hardinsyah MSc pada 2009, yang menemukan bahwa kesa daran mengonsumsi air putih di Indonesia masih rendah.
Hasil penelitian itu men catat sebanyak 46,1% dari 1.200 penduduk Indonesia di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan mengalami dehidrasi ringan. Jumlah remaja yang mengalami dehidrasi ringan bahkan lebih tinggi, yaitu 49,5%.
"Riset itu mencerminkan rendahnya kesadaran kores ponden untuk mengonsumsi air putih," papar Regina.
Dehidrasi ringan ditandai dengan rasa kering di bi bir, lalu menjalar ke kerong kongan, badan menjadi lemas, nyeri kepala, dan kemung kinan bisa jatuh pingsan bila tidak kuat.
Kurang minum tidak ha nya menyebabkan dehidrasi, tetapi dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada saluran kemih dan potensial menyebabkan terjadinya batu ginjal.
Infeksi saluran kemih rentan terjadi pada kaum perempuan karena secara anatomis sistem saluran kemih kaum hawa lebih pendek jika dibandingkan dengan kaum Adam.
Untuk menghindarinya, kita harus pastikan bahwa kita cukup minum dan cara untuk memeriksa kadar hi drasi seseorang adalah dengan memakai tabel PURI (periksa urine sendiri).
Urine yang digunakan ada lah semua jenis urine, kecuali urine pagi, karena urine pagi sangat konsentrat. Urine di tampung di tempat yang be ning dan bersih, lalu warnanya dibandingkan dengan warna urine di kartu PURI.
Pemeriksaan ini harus di ba wah sinar matahari atau sinar putih (lampu neon). Dengan membandingkan warna urine ini, kita dapat memastikan bahwa kita terhindar dari de hidrasi. Aman dan praktis Sementara itu, bertam bahnya jumlah penduduk Indonesia dan memburuknya kualitas air tanah di perkotaan dan permukiman, telah ber dampak pada pesatnya per tumbuhan industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia.
Saat ini masyarakat mulai beralih untuk mengonsumsi AMDK lantaran air kemasan dipandang lebih praktis, mu rah dan sehat. Praktis, industri pembuatan air minum di Tanah Air terus berkembang. Tercatat, sepanjang 2010, produksi AMDK diperkirakan mencapai 13,7 miliar liter atau tumbuh 7,03% dibandingkan produksi 2009 sebesar 12,8 miliar liter.
Dari total produksi pada tahun lalu, sekitar 50% pangsa pasar dikuasai oleh PT Tirta Investama, produsen AMDK merek Aqua.
Guna menjamin keamanan produk AMDK, Kemenperin telah menerbitkan Standar Nasional Indonesia (SNI) un tuk produk AMDK yakni SNI No. 01.3553.2006.
"SNI tersebut untuk menja min kualitas produk air mineral yang dijual di masyarakat," ujar Ketua Harian Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman, Suroso Natakusuma, beberapa waktu lalu.
Kendati SNI telah diter bitkan sebagai patokan standar, beberapa waktu lalu sem pat ada isu menghebohkan Ketika itu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengumumkan telah mene mukan 11 merek AMDK dalam kemasan gelas, yang terbukti mengandung koloni bakteri yang berisiko mengganggu kesehatan.
Kendati membenarkan sebagian pernyataan YLKI, menurut Deputi Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Roy Sparringga, banyak yang harus dicermati dari kajian YLKI.
Roy menegaskan, dengan adanya SNI, sejatinya standar produk AMDK kian terjamin. Terlebih lagi, untuk memasar kan produknya, produsen wa jib mengurus proses izin edar ke BPOM. Di sini proses pe meriksaan standar keamanan produk kembali dilakukan.
"Ketika produk sudah ber edar di pasaran, BPOM pun rutin melakukan pengecekan post market," imbuhnya.
Dalam kaidah ilmiah, Roy jujur mengatakan, air mineral yang dijual dalam botol plastik bisa saja terkontaminasi zat beracun dari plastik kemasan nya. Hal itu terjadi apabila air botolan dibiarkan terlampau lama terpajan panas sinar ma tahari. Tidak hanya itu, pan caran sinar matahari langsung terhadap AMDK juga dapat meningkatkan jumlah mikroba dalam air kemasan. Faktor lain seperti adanya kebocoran ke masan lantaran penjual meng gelar produk dengan kurang hatihati juga dapat menambah jumlah mikroba.
Berdasarkan kajian BPOM, permasalahan bertambahnya mikroba jarang sekali ditemui dalam proses produksi di pabrik. Sebagian besar justru terjadi dalam proses distribusi di pasar, khususnya di level pedagang pengecer.
"Jadi, senenarnya air ke masan aman dikonsumsi, apa bila kita paham cara menda patkannya," pungkasnya. (Tlc/S-25)
Post Date : 10 Februari 2011
|