Wilayah Pantura Terancam Banjir

Sumber:Pikiran Rakyat - 18 Desember 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
CIREBON, (PR).-Tanggul puluhan sungai di wilayah kerja Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air (BPSDA) Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung di wilayah pantura Cirebon, kondisinya kritis. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan tingkat sedimentasi (pelumpuran) yang tinggi.

Menurut Kepala (BPSDA) Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung Ir. Charif Asiadi Mahdar melalui staf pemeliharaan dan perbaikan Adri Heriyanto, S.T., dengan adanya kondisi tanggul sungai yang kritis, warga di wilayah pantai utara (pantura) Cirebon harus mewaspadai datangnya banjir besar akibat hujan deras.

Faktor penyebabnya, katanya, area hutan sebagai penyimpan air di hulu semakin kritis, sehingga air yang melintas sekaligus membawa lumpur dalam kapasitas yang tinggi. "Selain itu, faktor cuaca yakni saat musim kemarau yang menyebabkan retaknya tanah, ikut andil dalam kerusakan tebing atau tanggul," katanya.

Kondisi sungai yang tanggulnya kritis dan mengalami pendangkalan alur di Indramayu yakni Sungai Mangun, Sumber Emas, Gendo, Cidongkol, Cilalancang, Lamak, Beji, Cipanas, Saradan, dan Cibuaya.

Sedangkan di Kab. Cirebon kondisi tersebut bisa ditemui di Sungai Kumpul Kuista, Jonggol, Playangan, Situnggak Udik, Asem Jajar, Winong, Tumaritis, Trewu, Tersana, Ciberes, Bangka Deres, Siganara, Kanci, Cangkring, Pakan Ayam, Jamblang, Ciwaringin, Soka, dan Cipager. "Namun baru Sungai Tumaritis, Trewu, dan Jonggol yang dilakukan normalisasi," katanya.

Sementara, untuk Kota Cirebon, yakni Sungai Kedung Pane, Banjir Kanal, Suba/Drajat/Kriyan/Kesunean, Cikalong, Kalijaga, dan Sukalila. "Tahun 2006 ini di Kota Cirebon sama sekali tidak ada satu pun sungai yang dilakukan upaya normalisasi. Sebetulnya BPSDA sudah menawarkan kepada pemkot untuk dilakukan normalisasi, tapi pemkot menolak dengan alasan sudah ada alokasi dana dari APBN. Tetapi, rupanya dananya tidak cair sehingga normalisasi di beberapa sungai gagal dilakukan," kata Andri.

Upaya normalisasi terhadap Sungai Kalijaga dan Cikalong baru akan dilakukan tahun 2007 dengan alokasi dana sekira Rp 700 juta yang akan dilakukan oleh BPSDA Cimanuk-Cisanggarung.

"Makanya warga kota yang tinggal di sekitar wilayah Perumnas dan sebagian Kalijaga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan banjir," katanya

Perbaikan irigasi

Dikatakan Andri, idealnya ke semua sungai itu harus dilakukan normalisasi dan perbaikan tebing atau tanggul. "Namun karena keterbatasan dana, tidak mungkin semua sungai dilakukan normalisasi dan perbaikan tebing," katanya.

Apalagi, lanjutnya, penanganan sungai bukan prioritas utama program pengelolaan sumber daya air. Termasuk tahun 2007, prioritas utama adalah perbaikan saluran irigasi, air baku, penyelamatan situ-situ barulah penanganan sungai seperti upaya normalisasi dan perbaikan tebing dari erosi.

"Urutan pengerjaan sesuai dengan urutan prioritas. Misalnya, prioritas irigasi karena menyangkut kelangsungan pertanian dan ketersediaan pangan sehingga mendapat prioritas utama," katanya.

Menyinggung soal dana, Andri menyatakan, untuk wilayah Kab. Indramayu sebetulnya tahun 2006 BPSDA mengajukan dana Rp 9,9 miliar ke Pemprov Jabar, namun yang direalisasikan baru normalisasi Sungai Bendo dan Cidongkol.

Sedangkan di wilayah Kab. Cirebon, pengajuan dana tahun 2006 Rp 31 miliar. "Realisasi baru untuk normalisasi Sungai Trewu dan Jonggol serta penguatan tebing atau tanggul yang mengancam pemukiman warga di Sungai Bangka Deres. Soal nominal dananya, kami tidak tahu karena projek ditangani langsung pemprov," ujarnya. (A-92)



Post Date : 18 Desember 2006