|
BERDASARKAN Statistik Indonesia 2002, kepadatan penduduk Provinsi DKI Jakarta mencapai 13.000 jiwa per kilometer persegi. Sebagai ibu kota negara, Jakarta memang menjadi magnet yang menarik penduduk dari berbagai daerah untuk mencari nafkah dan tinggal, baik sementara atau menetap. Meskipun kepadatan tinggi, persebaran penduduk tidak merata. Titik-titik merah (pada peta di atas) melambangkan kepadatan penduduk tampak terkonsentrasi di sebagian wilayah Jakarta Barat, Utara, Timur, dan Pusat. Untuk Jakarta Barat, kepadatan terpusat di Kecamatan Tambora, Taman Sari, dan Palmerah. Wilayah padat penduduk Jakarta Timur terdapat di Kecamatan Matraman dan Jatinegara. Adapun di Jakarta Utara di Kecamatan Koja. Kepadatan penduduk tertinggi di Jakarta Pusat ada di Kecamatan Johar Baru dan Kemayoran. Berdasarkan peta genangan banjir 2002 dari Instansi Proyek Pengembangan Ciliwung Cisadane, beberapa wilayah padat penduduk terlanda banjir. Di wilayah Jakarta Barat beberapa kelurahan yang termasuk dalam Kecamatan Jelambar, Tambora, dan Taman Sari tergenang air. Kelurahan yang terlanda banjir dari Sungai Krukut dan Grogol di antaranya Jelambar Barat, Angke, Pekojan, Jembatan Lima, Tambora, dan Glodok. Sebagian wilayah Jakarta Pusat, yakni Kecamatan Kemayoran dan Senen juga terkena genangan air. Lokasi yang terkena limpahan banjir Sungai Sentiong di antaranya Kelurahan Kemayoran, Bungur. Bencana banjir tidak hanya disebabkan oleh sungai. Buruknya saluran dan ketiadaan saluran drainase juga memperparah genangan di wilayah padat penduduk di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur, seperti Rawasari, Cempaka Putih Timur, dan Utan Kayu. Wilayah padat penduduk di sepanjang Sungai Ciliwung juga dilanda banjir. Seperti Kelurahan Bukit Duri, Cawang, Kampung Melayu, Pesanggrahan, dan Cililitan. Kecamatan Koja di Jakarta Utara merupakan daerah padat penduduk yang sering terkena bencana banjir. Kelurahan Tugu Utara dan Tugu Selatan terkena luapan banjir dari Sungai Sunter. Semua rawan banjir Berdasarkan data hasil analisis landsat penginderaan jauh yang dikeluarkan LAPAN, hampir seluruh wilayah DKI Jakarta merupakan daerah potensial banjir. Sekitar 40 persen wilayah Jakarta, yaitu Jakarta Utara, Barat, Timur, dan sebagian wilayah Selatan terletak di daerah aliran dari 13 sungai yang mengalir di Jakarta. Tak terkecuali wilayah Jakarta Selatan yang topografinya relatif tinggi dibanding wilayah-wilayah lainnya. Analisis itu dibuktikan dengan kejadian banjir bandang tahun 2002. Seluruh wilayah yang berlokasi di zona sangat rawan banjir dan zona rawan banjir terkena banjir bandang. Proyek Pengembangan Ciliwung-Cisadane memetakan seluruh daerah genangan tersebut dan membedakannya dalam kategori genangan lokal dan genangan sungai. Genangan lokal yang disebabkan oleh tidak berfungsinya dan ketiadaan saluran drainase terkonsentrasi di wilayah Jakarta Utara. Misalnya saja di Kelapa Gading serta ruas jalan tol lingkar luar timur dan Yos Sudarso. Beberapa genangan lokal di Jakarta Pusat misalnya terjadi di Arena Pekan Raya Jakarta. Terminal bus Kampung Melayu pada tahun 2002 juga dilanda banjir bandang. Wilayah ini tergenang karena luapan Sungai Ciliwung. Terminal bus Kampung Rambutan juga dilanda banjir karena luapan Sungai Cipinang. (M Puteri Rosalina/Litbang) Post Date : 20 Januari 2005 |