|
Semarang, Kompas - Hujan deras yang terus-menerus di sejumlah wilayah membuat cakupan banjir meluas, Rabu (14/1). Di Kota Semarang misalnya, banjir kini menggenangi wilayah di tujuh kelurahan di empat kecamatan. Sehari sebelumnya, banjir menggenangi wilayah di lima kelurahan di tiga kecamatan Pada Selasa, banjir menggenangi wilayah Kelurahan Kaligawe, Sawah Besar, dan Tambakrejo di Kecamatan Gayamsari, Kelurahan Tanjungmas di Kecamatan Semarang Utara, dan Kelurahan Muktiharjo Kidul di Kecamatan Pedurungan. Namun, hujan yang kembali mengguyur Kota Semarang pada Selasa malam membuat Kelurahan Siwalan di Kecamatan Gayamsari dan Kelurahan Banjardowo di Kecamatan Genuk ikut terendam. Selain meluas, ketinggian air di beberapa tempat juga meningkat, seperti di Kelurahan Kaligawe yang sebelumnya 60 sentimeter bertambah menjadi sekitar satu meter pada Rabu pagi. Di Kelurahan Sawah Besar, ketinggian air bertambah 20 cm menjadi 70 cm. "Tadinya masih menggenangi jalan, sekarang air sudah masuk rumah," ujar Darwati (28), warga Jalan Tambak Dalam, Kelurahan Sawah Besar. Selain di Kota Semarang, banjir juga terjadi di Kabupaten Rembang, Pati, Kudus, Batang, dan Kota Pekalongan. Banjir ini menggenangi ribuan rumah dan ratusan hektar sawah, ladang, dan tambak milik warga. Banjir yang menggenangi lahan pertanian mendorong petani memanen awal. Mundofar (53), petani tambak di Desa Tasiksono, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, terpaksa memanen bandengnya yang baru berumur empat bulan. Idealnya, bandeng baru dipanen setelah berumur enam bulan. Petani bandeng lainnya, Rustamaji (45), juga memanen bandeng yang baru berusia tiga bulan. Harga bandeng berumur tiga bulan Rp 8.000 per kilogram, jika berumur enam bulan harganya Rp 13.000 - Rp 15.000 per kilogram. "Yang penting balik modal atau untung sedikit ketimbang tidak panen sama sekali," ujarnya. Longsor Hujan yang terjadi terus-menerus juga menyebabkan tanah longsor di sejumlah daerah. Sebuah tebing di Desa Kesenang, Kabupaten Semarang, longsor dan menutup jalan sepanjang 10 meter yang menghubungkan Dusun Telawan dan Kesenang. Menurut Midah (35), warga Telawan, longsor tersebut terjadi pada Selasa. Warga telah membersihkan sebagian badan jalan yang tertimbun tanah longsor agar dapat dilalui. Warga yang melintas di jalan itu harus berhati-hati karena di sisi lain jalan terdapat jurang sedalam sekitar 20 meter. Longsor juga terjadi di Banjarnegara. Tebing setinggi 11 meter di ruas jalan menuju Dukuh Kendilwesi, Desa Lawen, Kecamatan Pandanarum, longsor, Rabu sore. Longsoran menutup akses jalan utama warga dari dan menuju desa tersebut. Selain itu, jembatan yang menghubungkan ke desa tersebut kini terancam ambrol. Longsoran juga nyaris menguruk dua rumah milik Rajit (53) dan Rusnoto (50), warga Dusun Kendilwesi, yang berada tepat di samping jalan dekat tebing yang ambrol. Menurut Suroto, warga setempat, longsor terjadi sekitar pukul 15.30, saat hujan deras. Saat itu warga mendengar gemuruh dari lokasi kejadian. Hanya selang beberapa detik, hamparan tanah berbatu menutup jalan utama dusun itu. (ILO/HEN/HAN/GAL/SUP) Post Date : 15 Januari 2009 |