Sampah selalu menimbulkan masalah. Saat musim hujan, banyak sampah yang menyumbat saluran air, sehingga menyebabkan banjir. Permukiman warga di bantaran sungai diduga salah satu penyebab sungai tidak berfungsi dengan baik.
Berdasarkan data Kementerian Negara Lingkungan Hidup, setiap orang menghasilkan 2 kg sampah per hari. Bayangkan, apa jadinya dalam seminggu atau sebulan. Bagaimana tidak menyumbat di mana-mana, kalau sampahnya sebanyak itu.
Menurut data Dinas Kebersihan DKI Jakarta sampah yang dihasilkan DKI mencapai 600.000 ton per hari. Sumbangan terbanyak berasal dari limbah rumah tangga, sebesar 52,97%. Disusul dengan limbah industri, sebesar 37,71%. Kemudian limbah pasar 4% dan limbah sekolah sebesar 5,32%.
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum DKI mencatat total tumpukan sampah di 13 sungai, kanal banjir dan dua drainase berjumlah 1.800 m3 per hari atau setara dengan 360 truk ukuran sedang. Sampah tersebut berasal dari hulu sungai dan masyarakat yang tinggal di sekitar sungai.
Seperti yang terlihat di Pintu Air Manggarai, Sabtu (5/12). Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri dan Gubernur DKI Fauzi Bowo datang un'tuk meninjau daerah aliran Sungai ciliwung.
"Ada sekitar 350.000 orang dari 71.000 kepala keluarga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung. Jumlahnya akan terus meningkat setiap tahunnya," kata Gubernur Jakarta Fauzi Bowo.
Dari hasil wawancara antara Fauzi Bowo dengan beberapa warga tersebut, kebanyakan dari mereka, terutama yang tinggal tepat di bantaran sungai mengaku membuang sampah rumah tangganya ke Sungai Ciliwung.
"Mereka yang tinggal 3 meter di bawah tanah normal, memang membuang sampahnya ke sungai. Dengan alasan lebih mudah dan cepat," kata Fauzi Bowo. Dia berjanji akan mengerahkan sarana untuk mengangkut sampah warga.
Dari kenyataan itu, bayangkan saja kalau satu orang menghasilkan sampah 2 kg. Maka sampah yang dibuang di Sungai Ciliwung 2 kg x350.000 orang, hasilnya 700.000 kg sampah dalam sehari. Para warga di bantaran sungai mengaku melakukan hal itu selain karena malas juga karena gerobak-gerobak sampah milik Dinas Kebersihan DKI tidak menjangkau rumah mereka. [Nov/U-5]
Post Date : 08 Desember 2009
|