Waspadai Banjir

Sumber:Kompas - 24 Februari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Bojonegoro, Kompas -  Penduduk Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, harus mewaspadai banjir dari Bengawan Solo dan anak-anak sungainya. Selasa (23/2) sore, ketinggian air di papan duga menunjukkan angka 13,00 atau siaga I.

Permukaan air diperkirakan terus naik sebab di wilayah hulu, seperti Jurug Solo, Madiun, dan Ngawi, juga dalam status siaga. Bila terjadi hujan lokal dengan curah tinggi, Bojonegoro bisa masuk siaga II.

Kali Merkuris termasuk anak Sungai Bengawan Solo yang rawan banjir.

Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Subekti menyebutkan, tanaman padi usia 15-65 hari yang terendam banjir Bengawan Solo seluas 317 hektar tersebar di Kecamatan Kalitidu, Kanor, Kapas, dan Bojonegoro.

Camat Sumberrejo Mulyadi menyatakan, meluapnya Kali Merkuris pada Sabtu pekan lalu menyebabkan Desa Mlinjeng, Kedungrejo, Sambongrejo, Talun, dan Pohgangin terendam. Sekitar 300 hektar padi di Desa Talun, 20 hektar di Desa Pohgangin, dan 3 hektar di Desa Mlinjeng terendam.

Camat Kanor, Joko Purnomo, menyebutkan, lahan padi yang terendam seluas 5 hektar di Desa Samberan, 30 hektar di Desa Pelembon, 31 hektar di Desa Tejo, 20 hektar di Desa Pesen, 80 hektar di Desa Simbatan, dan 10 hektar di Desa Piyak.

Sedikitnya 300 rumah di Desa Mlinjeng, 104 rumah di Desa Pohgangin, 14 rumah di Desa Talun, 42 rumah di Desa Tejo, dan 90 rumah di Desa Pesen terendam.

Pemulihan DAS

Pemerintah pusat melalui Pengelola Sumber Daya Air Serang-Lusi-Juwana dan Balai Besar Pemali Juwana akan memulihkan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Pati, Kudus, dan Grobogan, Jawa Tengah. Biaya pemulihan Rp 340 miliar.

Menurut Koordinator Penanganan Banjir dan Kekeringan Pengelola Sumber Daya Air Serang-Lusi-Juwana Hadi Paryanto, Selasa di Kudus, dana itu akan digunakan untuk membenahi tanggul sejumlah sungai yang jebol. Misalnya, tanggul Sungai Jajar Baru di Grobogan, Sungai Logung, dan Babalan di Kudus.

Selain itu, pemerintah akan menormalisasi Sungai Juwana di Pati pada tahun 2010-2013. Adapun Kali Mati di Kudus tidak dinormalisasi, tetapi akan dibangun tampungan air oleh Pemerintah Kabupaten Kudus.

Banjir akibat luapan Sungai Lusi di Grobogan yang terjadi berulang kali mulai surut. Namun, banjir membawa sampah yang menghambat arus air pengendali banjir Wilalung, Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus. Hadi memperkirakan volume sampah berupa kayu, batang pohon pisang, dan limbah rumah tangga itu sekitar 100 meter kubik.

Petugas pengendali banjir Wilalung, Noorkholis, menyatakan, sampah berasal dari anak-anak Sungai Lusi. Petugas pengendali pintu banjir akan membersihkan sampah bersama masyarakat.

”Kami berharap masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai tidak membuang sampah di sungai,” katanya.

Komprehensif

Di Palembang, Direktur Penataan Ruang Wilayah I (Sumatera) Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Bahan Edison Naiborhu, Selasa, mengatakan, penanganan banjir di Sumatera Selatan tidak bisa dilakukan secara sektoral, melainkan harus komprehensif, melibatkan pemerintah pusat. Jika perlu, sistem insentif untuk daerah hulu sungai mulai diterapkan guna mencegah banjir terulang.

Menurut Naiborhu, meluapnya Sungai Musi yang memicu banjir di delapan kabupaten/kota di Sumsel disebabkan rusaknya tangkapan air di hulu. ”Wilayah hulu harus dikonservasi supaya kembali lestari,” katanya dalam Lokakarya Peningkatan Penataan Kawasan Perkotaan Palembang. (ACI/HEN/JON)



Post Date : 24 Februari 2010