Waspadai Banjir di 20 Lokasi di DKI

Sumber:Kompas - 18 Oktober 2008
Kategori:Banjir di Jakarta

jakarta, kompas - Berdasarkan data dari Crisis Center DKI Jakarta yang diterima Pemerintah Kota Jakarta Pusat, Jumat (17/10), sedikitnya 20 lokasi perlu diwaspadai karena hampir selalu banjir saat musim hujan tiba. Ke-20 lokasi tersebut tersebar merata di lima kota di Jakarta.

Di Jakarta Utara mencakup kawasan Sunter Agung, Koja, Penjaringan, dan Rawa Badak. Tempat lainnya adalah Petamburan, Bendungan Hilir, Kebon Melati, Karet Tengsin, Tanah Abang, Kemayoran, Gunung Sahari Utara, dan Cempaka Putih di Jakarta Pusat. Selain itu, Bukit Duri, Pondok Karya, dan Bintaro/IKPN di Jakarta Selatan; Rawa Buaya, Kapuk, dan Tegal Alur di Jakarta Barat; serta Cawang dan Kampung Melayu di Jakarta Timur.

Untuk meminimalisasi kerugian akibat banjir, Wali Kota Jakarta Pusat Sylviana Murni dan Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tata Air Jakarta Pusat Agus Priyono meminta masyarakat peduli terhadap kebersihan serta mendukung program pengerukan dan pemeliharaan saluran air di Ibu Kota.

”Saya minta kepada semua masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya dan rutin membersihkan saluran, khususnya yang berada tepat di depan rumah sendiri. Itu adalah bentuk kepedulian dan dukungan terhadap program besar pemerintah demi menyelamatkan Jakarta,” kata Agus Priyono, Jumat.

Selain giat melaksanakan program pengerukan sungai dan pemeliharaan saluran air, Pemerintah Kota Jakarta Pusat juga menggalang kerja sama dengan sejumlah rumah sakit dan Palang Merah Indonesia (PMI) guna menyiagakan posko kesehatan serta posko banjir di 44 kelurahan dan 8 kecamatan.

Selain itu, juga digalang kerja sama antarpemerintah kota, yaitu dengan Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan. Hal ini disebabkan ada beberapa kawasan perbatasan yang selalu rawan banjir, antara lain, Gunung Sahari, Mangga Dua, dan Pramuka.

Tahun 2007, banjir di Jakarta menyebabkan kerugian cukup besar, yaitu 9.676 rumah rusak ringan, 1.213 rusak sedang, dan 67 rusak berat. Banjir juga merusak 54 tempat ibadah, yaitu 22 masjid, 30 mushala, dan dua gereja. Total terdapat 57.107 jiwa atau 6.539 keluarga menjadi korban banjir.

Selain itu, banjir juga menyebabkan 9.985 murid SMP dan SMP terganggu aktivitas belajarnya. Sekitar 3.000 meter persegi jalan dengan total kerugian mencapai Rp 5,1 miliar dan sampah banjir mencapai 2.000 meter kubik.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto berharap syarat pinjaman Bank Dunia untuk pengerukan 13 sungai utama tidak dipersulit. Dana senilai Rp 1,2 triliun itu diperlukan untuk mengeruk sungai-sungai utama agar daya tampungnya meningkat dan risiko banjir terkurangi.

Saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat sedang membicarakan syarat-syarat pinjaman itu dan belum ada keputusan final. Pemprov DKI bakal menanggung 40 persen dari pinjaman itu. (ECA/NEL)



Post Date : 18 Oktober 2008