|
JAKARTA (Media): Dua badai tropis tingkat III yang terbentuk di selatan Pulau Jawa akan mengancam Jakarta, terutama di bulan Februari ini. Badai tersebut akan memicu hujan lebat dan merata di hampir seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya. Hal itu diungkapkan Ahmad Zakir, Koordinator Pelayanan Jasa Meteorologi, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) kepada Media, kemarin. Zakir menyarankan agar penduduk Jakarta dan sekitarnya tetap waspada terhadap bahaya banjir. Khususnya curah hujan yang terjadi pada sore dan malam hari, sebab hujan diperkirakan akan turun selama lebih dari dua jam. Menurut data statistik BMG, debit hujan pada Januari dan Februari selalu tinggi. "BMG memperkirakan, Februari merupakan puncak musim penghujan. Namun, debit curah hujannya masih di bawah debit curah hujan Februari 2002," ungkap Zakir. Awalnya, lanjut Zakir, BGM memperkirakan hujan lebat akan sering terjadi di bulan Januari. Namun, ternyata tidak. Kemungkinan besar hujan tersebut terakumulasi pada Februari ini. "Perlu diwaspadai timbulnya banjir pada Februari. Namun, setelah Februari lewat, warga bisa sedikit tenang." Menurut Zakir, badai tropis pertama yang terjadi Jumat (30/1) lalu oleh pemerintah Australia diberi nama Badai Tropis Linda. Badai ini terbentuk di selatan Pulau Jawa, bergerak ke arah tenggara. Wilayah Jakarta dan sekitarnya sedikit beruntung. Sebab, badai yang memiliki kecepatan putaran 64 knot dan begerak dengan kecepatan delapan knot ini begerak ke arah tenggara. "Itulah sebabnya Badai Tropis Linda banyak memberikan efek cuaca di Jawa Tengah dan Jawa Timur," ujar Zakir. Namun, bukan berarti Jakarta tidak merasakan efek dari Badai Tropis Linda ini. "Hujan es yang turun di wilayah Jakarta Selatan dua hari lalu (Jumat, 30/1), dipicu oleh badai ini. Hujan es adalah kejadian yang langka dan bisa terjadi karena terbentuknya awan-awan tunggal yang mengandung butiran es. Lalu Badai Tropis Linda itulah yang memicu butiran es tersebut jatuh. Kita beruntung badai Linda bergerak ke tenggara, sehingga hujan yang turun di Jakarta tidak merata." Zakir juga mengingatkan, di bulan Februari ini akan terjadi dua kali badai tropis. Pengaruhnya, menyebabkan hujan yang sangat lebat dan merata di seluruh wilayah Jakarta, dengan konsentrasi hujan lebat di selatan dan utara Jakarta. Hujan lebat yang bakal turun selama Februari ini juga terjadi karena adanya angin barat yang kuat dan dipicu badai tropis dan adanya daerah pertemuan angin di sekitar Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat. Pohon tumbang Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov DKI Muhayat menjelaskan selama terjadi angin kencang dan hujan es di wilayah Jakarta Selatan pada Jumat (30/1) sore, mengakibatkan sekitar 144 pohon tumbang dan 534 lainnya patah dahan dan ranting. "Namun kerugian Pemprov DKI akibat kejadian ini belum selesai dihitung," kata Muhayat, kemarin. Muhayat mengungkapkan pohon-pohon yang tumbang itu 90% di antaranya jenis angsana. Pohon-pohon yang ditanam Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota DKI itu menimpa 40 ruas jalan di Jakarta Selatan, empat ruas jalan di Jakarta Barat, dan tiga ruas jalan di Jakarta Timur. "Kami harap, Selasa (03/2) sudah bisa dirinci total kerugiannya," katanya. Menurut Muhayat, ke-144 pohon yang tumbang itu akan diganti dengan pohon baru. Namun belum bisa dipastikan jenisnya, sebab perlu seleksi agar pohon baru ini tahan terhadap terpaan angin. "Yang pasti, tidak mungkin angsana lagi. Terbukti, jenis ini tidak tahan terpaan angin." Mengenai ke-534 pohon yang patah dahan, menurut Muhayat, tidak diganti melainkan diperbaiki hingga rapi. "Ini sesuai harapan Gubernur." Sementara itu, Gubernur DKI Sutiyoso memprogramkan penghijauan wilayah Jakarta dari 9% menjadi 15% dari luas Jakarta 650 kilometer persegi. "Idealnya ruang terbuka hijau (RTH) 30% dari total luas Jakarta," kata Sutiyoso saat menanam pohon di kawasan Universitas Indoensia (UI) Depok, Sabtu (31/1). (PP/CR-33/Ssr/NV/J-4) Post Date : 02 Februari 2004 |