|
SIDOARJO - Dinas Pengairan Sidoarjo meningkatkan kewaspadaan dengan menyisir dam, sungai, dan saluran. Kewaspadaan ini diambil menyusul hujan deras beberapa hari yang menyebabkan Surabaya tergenang banjir dan Malang menyatakan siaga I. Kepala Dinas Pengairan Sidoarjo Kamdani menyatakan telah mengecek kesiapan aset pengairan, seperti pintu air di saluran irigasi, sampai dam-dam di saluran pembuang. Dia berkeliling ke wilayah-wilayah yang selama ini rawan banjir, seperti sebagian Kecamatan Waru dan Taman. Apalagi, prakiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menyebut hujan masih akan turun lagi dalam satu pekan ke depan. Karena itu, kewaspadaan terhadap banjir ini sangat krusial. Wilayah perbatasan, seperti Jabon, juga telah disisir untuk melihat kondisi dam yang terhubung langsung dengan sungai setempat. Sebab, musim hujan lalu sebagian kawasan Jabon tergenang banjir karena limpahan air dari Kali Kedunglarangan, Pasuruan. Termasuk, munculnya tambak-tambak oloran yang menghambat aliran air. "Kami tidak ingin terlambat antisipasi karena Surabaya sudah banjir dan Malang siaga 1," ujar Kamdani. Menurut dia, Dinas Pengairan telah menyiapkan anggaran lagi Rp 3,1 miliar untuk membenahi saluran-saluran. Terutama, saliran irigasi baik primer maupun skunder. Sebab, beberapa kasus banjir, seperti di Kecamatan Porong, lalu terjadi karena keterlambatan antisipasi penjaga pintu air. "Untuk saat ini kami belum mengeruk sungai lagi," kata Kamdani. Ketua Komisi C (pembangunan dan lingkungan) DPRD Sidoarjo Tito Pradopo mendukung sikap Dinas Pengairan itu. Namun, kesiapan itu tidak ada artinya jika kebiasaan buruk masyarakat tidak dibuang. Yaitu, membuang sampah ke sungai seenaknya dan tidak mau membersikan saluran drainase di tempat masing-masing. "Saluran drainase juga sering jadi penyebab banjir, terutama di kawasan perumahan," kata Tito. (roz) Post Date : 20 Oktober 2005 |