WargaTelluwanua Kebanjiran

Sumber:Koran Sindo - 15 Maret 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

PALOPO (SINDO)–Hujan deras disertai air pasang pada Rabu malam (12/3) mengakibatkan sedikitnya 208 rumah di Kel Pentojangan dan Salubattang,Kec Telluwanua banjir.

Banjir yang menggenangi rumah warga itu terjadi sekitar pukul 23.00 Wita. Banjir ini diperkirakan terjadi akibat luapan sungai Salubattang. Kondisi terparah terjadi di lingkungan Marobo, Kelurahan Salubattang. Sedikitnya 170 jiwa terisolasi karena jalur penghubung terputus akibat ketinggian air yang mencapai satu setengah meter. Namun,warga yang berdomisili di lingkungan setempat masih belum mengungsi. ”Ini sudah sering kali terjadi di tempat kami.Jadi,saya tetap bertahan di sini hingga air surut,” ujar salah seorang warga, Agustan, 30, kepada SINDO kemarin.

Pantauan SINDO hingga sore kemarin, ketinggian air masih setinggi dada orang dewasa. Jalur penghubung ke lokasi tersebut juga masih digenangi air.Para warga yang terisolasi hanya dapat berdiam diri di kediaman masing-masing. Bahan makanan seperti beras ikut basah lantaran tergenang air.

Kami belum terima bantuan Pak sampai saat ini.Lagi pula, kami masak pakai apa karena beras dan kayu yang digunakan untuk memasak juga basah,”jelas Agustan. Hal tersebut juga diakui Kepala Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Salubattang Salahuddin. Selain terancam kelaparan,warga yang menjadi korban banjir juga krisis air bersih.”Tadi siang,ada mobil tangki untuk menyalurkan air bersih.Tapi, mobil itu tidak dapat tembus karena air masih setinggi satu meter,”lanjut dia.

Kepala Kecamatan Telluwanua Sabulassalam yang dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya belum dapat mendistribusikan bantuan akibat jalur penghubung yang masih digenangi air. Sejumlah bantuan itu justru bertumpuk di kantor kelurahan Salubattang yang berjarak sekitar 3 kilometer (km) dari lokasi banjir.Bantuan yang bertumpuk itu yakni beras,mi instan, dan gula pasir.

”Bantuan dari Pemkot Palopo itu sudah ada,namun kami akan distribusikan kalau air sudah surut atau dengan cara memanggil warga yang berada di lokasi untuk mengambil bantuan,”jelas dia. Selain menggenangi rumah, banjir tersebut juga mengakibatkan ratusan lahan sawah, tambak, dan kebun ikut rusak.Data sementara yang diperoleh dari kelurahan setempat, luas sawah yang rusak sebanyak 200 hektare (ha), tambak 250 ha,dan kebun seluas 100 ha.”Jumlah total kerugian belum kami akumulasikan sebab kami masih mendata,”tutur dia. Sabulassalam mengaku banjir tersebut sudah menjadi langganan bagi warga setempat.

al ini diakibatkan karena debit air dari hulu sungai yang begitu banyak dan adanya pendangkalan di sungai Salubattang.”Pemkot sudah berjanji dalam satu minggu ini akan melakukan tindakan dengan mengeruk sungai tersebut,”ujar dia. Untuk menghindari banjir susulan,puluhan personel yang dikerahkan dari Kodim 1403 Sawerigading dan Koramil 1403-06 sudah memasang sejumlah tenda darurat sebagai tempat pengungsian. Selain itu, petugas juga sudah menyiapkan dapur umum.

”Jika dalam dua hari ini hujan masih mengguyur, maka kami harus mengevakuasi warga yang berada di lokasi banjir,” ucap Sabulassalam yang didampingi Komandan Koramil 1403-06 Sawerigading Kapten Inf Arsid. Sementara itu,hujan deras tersebut juga membuat longsor yang mengakibatkan jalan yang menghubungkan Palopo- Toraja terputus selama tiga jam,tepatnya di Km 17.

Selain itu,sejumlah pohon ikut tumbang dan menutup ruas jalan. Untungnya, jumlah kendaraan yang melalui ruas jalan tersebut sangat minim sehingga tidak terjadi antrean. Sejumlah tim gabungan yang terdiri dari Dinas PU, Pemadam Kebakaran, Satpol PP,dan Penerangan Jalan Umum langsung membuka ruas jalan tersebut. (mulyadi abdillah)  



Post Date : 15 Maret 2008