Warga Wonokampir Berhasil Temukan Sumber Air

Sumber:Suara Merdeka - 27 Mei 2006
Kategori:Air Minum
AIR merupakan kebutuhan pokok keluarga. Berbagai keperluan sehari-hari sangat ditentukan oleh air. Tanpa air, siapa pun akan kerepotan. Sebagian keluarga akan mempertimbangkan untuk bertempat tinggal di suatu tempat jika kondisi airnya mencukupi atau bahkan melimpah.

Demikian halnya dengan masyarakat di beberapa dusun di Desa Wonokampir, Kecamatan Watumalang, Wonosobo. Ratusan keluarga di Dusun Pagedangan, Dusun Wonokampir dan Dusun Wonosari, Desa Wonokampir, saat ini semakin gembira setelah air bersih hasil swadaya yang debitnya cukup besar, bisa mereka nikmati.

Kepala Desa (Kades) Wonokampir, Amin Faerozi Afik (36 tahun) yang ditemui wartawan, di rumahnya, kemarin, mengatakan bahwa untuk mewujudkan impian memiliki air bersih, ia melakukan survei dan mencari sumber mata air yang debitnya cukup besar.

Sumber mata air itu pun ditemukan di Dusun Lamuk Desa Kalidesel Kecamatan Watumalang atau sekitar 10 km dari Desa Wonokampir. Untuk itu, Kades Amin melakukan pendekatan dengan pemilik tanah, lokasi mata air itu. Dengan pertimbangan untuk kepentingan masyarakat, tanah dan sumber mata air yang berbatasan dengan kawasan hutan itu pun dibeli Kades Amin.

Selanjutnya, ia melakukan musyawarah dengan warganya, membahas upaya "memindahkan" air bersih di Dusun Lamuk ke Desa Wonokampir. Saat ini, tercatat 135 keluarga menyatakan kesediaannya untuk menjadi "pelanggan".

Untuk bisa mengalirkan air bersih sepanjang 10 km melewati empat bukit di kawasan tersebut, tiap pelanggan membantu biaya sebesar Rp 1,5 juta. Sampai saat ini sudah terkumpul Rp 170 juta lebih. Adapun biaya pembuatan reservoir air dan pipa dari mata air sampai ke Desa Wonokampir, diperkirakan mencapai Rp 268 juta.

Menurut Amin, saat ini pemasangan pipa utama dari bak penampung di mata air sudah sampai ke desa. Namun air bersih itu belum tersambung ke tiap rumah warga. Karena bak penampung air di desa berukuran 3x6x3 meter, sekarang ini belum selesai. Ditargetkan pada Agustus 2006, air bersih sudah tersambung ke rumah-rumah penduduk.

Karena belum dimanfaatkan, air bersih itu untuk sementara ditempatkan di masjid desa. Sehingga masyarakat yang membutuhkan air bersih, mengangsu ke masjid. Mereka juga memanfaatkan untuk mencuci dan mandi di tempat itu.

Biaya Perawatan

Amin menyebut, jika sudah berfungsi seperti yang diharapkan, selain untuk pelanggan, air bersih itu diberikan secara cuma-cuma kepada delapan mushala, sebuah masjid dan dua pondok pesantren yang ada di Desa Wonokampir.

Disinggung tentang biaya perawatan dan pemeliharaan, Amin mengatakan bahwa pengurus bersama pelanggan sepakat, tiap keluarga akan membayar langganan air setara satu kg beras/bulan.

Amin yang telah menjabat kades selama tujuh tahun mengatakan, mata air yang dimiliki sebanyak lima sumber. Sedangkan yang saat ini dimanfaatkan atau disalurkan, baru satu mata air, sehingga ia optimis sumber mata air yang dimilikinya mampu mencukupi kebutuhan air bersih bagi warganya. Termasuk di antaranya bisa mencukupi ketika berlangsung kemarau.

Supaya sumber mata air tetap lestari, pihaknya menanami kawasan sumber mata air dengan kayu kaliandra. Amin juga optimis, sumber mata air tersebut debitnya akan tetap terjaga. Karena lokasi sumber mata air berbatasan langsung dengan kawasan hutan milik Perhutani.

Keterangan lain menyebutkan, masyarakat yang tinggal di kawasan pebukitan di Desa Wonokampir, saat ini tercatat sebanyak 1.194 keluarga atau 4.428 jiwa. Sebagian terbesar menggantungkan hidup pada peternakan. Yang menjadi PNS hanya enam orang. (Sudarman-24)

Post Date : 27 Mei 2006