|
JAKARTA -- Warga Kelurahan Warakas, yang tinggal di bantaran Kali Tirem, beberapa hari ini mengeluh. Sebab, pekerjaan pengerukkan kali Tirem yang dilakukan oleh Suku Dinas Pekerjaan Umum (Sudin PU) Tata Air, sejak tanggal 24 November lalu, mengganggu ketenteraman dan kenyamanan rumah mereka. ''Rumah saya sampai bergetar-getar bila backhoe (mesin keruk) itu bekerja, takutnya rumah saya malah runtuh,''tutur Sartono, warga sekaligus Ketua RT 11/07 Kelurahan Warakas saat ditemui Republika di rumahnya beberapa waktu lalu. Sartono dan warga lainnya sebetulnya mengerti apa yang ingin dilakukan oleh Sudin PU Tata Air. Tapi apa yang tengah dikerjakan oleh petugas Sudin PU Tata Air di lapangan malah menggangu warga. ''Memang sih niat mereka baik, ingin mengeruk dan ngelebarin kali yang sudah sempit,'' ujar Abdul Muin, kawan Sartono. Tetapi di lapangan, ujar Sartono, hasil kerukan kali Tirem tidak langsung dibuang. Malah ditumpuk di pinggir dalam sungai. ''Kalau begitu sama juga bohong. Nanti kalau hujan datang hasil kerukannya rontok lagi ke sungai,''katanya. Petugas pengerukkan tidak segera mengangkut hasil kerukan. Selain itu, di beberapa tempat, bekas hasil runtuhan bangunan liar yang dirobohkan juga hanya ditumpuk di tengah kali Tirem.''Bagaimana sih cara kerja mereka, ''keluh Muhammad Yusuf, wakil dewan kelurahan Warakas. Menurut Yusuf, pihak Sudin PU Tata Air kurang memberikan sosialisasi pada warga Warakas.''Jadinya warga banyak yang bertanya-tanya tentang pekerjaan ini,''kata Yusuf. Pejabat yang berwenang pun terkesan menghindar saat ia hendak bertanya. ''Pak Heriyanto, kepala seksi pemeliharaan bangunan air sudin PU tata air, hanya sebentar di lapangan, setiap saya hendak bertemu pasti tidak ada,'' kata Yusuf. Kali Tirem sepanjang tiga kilometer kondisinya saat ini memang memprihatinkan. Dangkal dan sempit. Airnya berwarna hitam dan bau serta bercampur sampah. Di bantarannya telah berdiri ratusan tambahan bangunan permanen. Padahal lebar aslinya diperkirakan 30 meter, selebar jembatan yang melintang di atasnya. Kali Tirem sendiri melewati tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, dan Warakas. Rencana Sudin PU Tata Air adalah memperlancar aliran air Kali Tirem. Bila hal ini dapat dilaksanakan, warga tiga kelurahan itu diharapkan terhindar dari banjir. Pendangkalan dan penyempitan itu sendiri terjadi karena warga membangun tambahan bangunan dan memuang sampah ke kali. ''Karena itu kami ingin memperlebar kali dari 6 meter ke 12 meter,'' kata Kasudin PU Tata Air, Sulaeman, pada Republika. Bahkan, kata Sulaeman lagi, tahun 2005 pihaknya berencana membebaskan lahan bantaran yang sudah ditempati ribuan warga. Sampai saat ini pekerjaan di Kali Tirem telah mengeruk badan sungai sepanjang 1.100 m. Ada 917 bangunan tambahan di bantaran kali yang akan dibongkar. Untuk wilayah Kelurahan Warakas sendiri, proyek Kali Tirem melewati sembilan RT yang berada dalam RW 07. Laporan : c22 Post Date : 06 Desember 2004 |