|
Pulang Pisau, BPost Sebanyak 1.200 warga Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Anjir, Kecamatan Kahayan Hilir, Pulang Pisau, kesulitan air bersih. Untuk kebutuhan minum, mereka terpaksa memasak air parit di depan rumah. Sedangkan 13 sumur bor yang baru selesai dikerjakan, airnya tak bisa diminum, karena rasanya masam, asin dan warnanya putih susu. "Kami sudah dua minggu ini minum air parit, karena persediaan air hujan yang kami tampung telah habis. Saya sudah mencoba memanfaatkan air dari sumur bor, tapi rasanya seperti air laut," kata Agelina ibu rumah tangga asal NTT. Sementara Parokan warga UPT Anjir asal Jateng yang tinggal di RT V Jalur V menuturkan, mengatakan, keluarganya sudah hampir dua pekan terpaksa menggunakan air parit untuk keperluan sehari-hari. "Di UPT ini ada 13 sumur bor bantuan pemerintah, tapi tidak airnya tak layak minum," katanya. Menurutnya, kalau sumur bor dibangun lebih dalam, mungkin warga UPT tidak lagi mengonsumsi air parit. "Tapi yang saya lihat kedalaman sumur bor di sini tak merata ada yang hanya dua pipa," ujarnya. Ana Maria, warga asal yang tinggal di Jalur IV kanan mengaku, anaknya yang paling kecil, Bence (4), tiga hari yang lalu tergolek lemas karena diare. ck2 Post Date : 17 Juli 2006 |