|
Pulang Pisau, BPost Sedikitnya sembilan Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) di Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau kesulitan mendapatkan air bersih karena hujan lama tidak turun. Sementara Sungai Sebangau tidak dapat dimanfaatkan untuk konsumsi air minum, karena rasanya asam, asin dan warnanya kecoklatan. Selama musim kemarau ini warga di sembilan UPT itu terpaksa ke kota Palangka Raya, karena tak sanggup bertahan di desa itu akibat sulitnya air bersih. "Warga di sembilan UPT itu memang selalu kesulitan air bersih pada musim kemarau, karena untuk kebutuhan minum mereka sangat tergantung pada air hujan," kata Camat Sebangau Kuala Tawonulang Rabu (24/8). Menurut Tawon, hampir setiap tahun terjadi kemarau sehingga petani setempat harus pandai menyimpan dan memanfaatkan air selama musim kemarau. "Bila persediaan terbatas warga terpaksa meminum air sungai atau air sumber yang rasanya asam itu," katanya. Di musim kemarau tambah Tawon, memang sebagian besar warga UPT hijrah ke Palangka Raya mencari pekerjaan sampingan seperti buruh, terutama buruh bangunan. Atas nama warga Sebangau, kata camat, dia mengharapkan bantuan pemerintah menanggulangi masalah tersebut dengan menyuplai air bersih atau tenaga ahli yang dapat mengolah air Sungai Sebangau menjadi air bersih. "Kalau ini ini terus dibiarkan warga terancam terserang berbagai penyakit," katanya. Seorang warga UPT Sebangau Suraji (55) yang tinggal di SP IV jalur VII saat berobat di RSUD Pulang Pisau menuturkan, ia sekeluarga hanya bisa berharap semoga musim kemarau tidak berkepanjangan. Karena selama ini ia mengonsumsi air yang rasanya asam. "Untuk keperluan air minum supaya rasanya tidak asam, kami campur dengan teh. Caranya air direbus setelah mendidih baru ditaburkan tehnya," tuturnya. Kemarau juga menyebabkan petani di Sebangau terancam kelaparan, pasalnya tanaman yang mereka tanam banyak yang mati karena kekeringan. ck2 Post Date : 26 Agustus 2005 |