|
BANDUNG, (PR). Warga sekitar lokasi TPA Gedig, Desa Sarimukti Kec. Cipatat Kab. Bandung meminta agar jalan masuk ke lokasi pembuangan sampah tersebut diperbaiki. Saat ini kondisi jalan sepanjang 6 km itu rusak dan licin, sehingga menghambat laju truk pengangkut sampah. Hal itu mengemuka pada acara sosialisasi yang melibatkan seratus tokoh masyarakat dan warga Desa Sarimukti dengan Asisten Daerah I Kab. Bandung Drs. Djamu Kertabudi, Camat Cipatat Dawira Supriyatna, Dinas PU Kab. Bandung, Kasat Intel Polresta Cimahi, AKP Dodo, dan dinas terkait lain di kantor Desa Sarimukti, Jumat (9/6). Mereka mempertanyakan kapan akan dilaksanakan perbaikan jalan, mengingat kondisinya sudah rusak parah, kata Camat Cipatat kepada PR, semalam (9/6). Dalam pertemuan itu, pihak Dinas PU Kab. Bandung menyatakan akan segera memperbaiki ruas jalan tersebut. Mudah-mudahan, 1 Juli nanti perbaikan jalan sudah bisa dimulai, ujar Dawira. Selain perbaikan jalan, warga juga minta disediakan air bersih. Untuk air bersih, lokasi semula akan dipindahkan sehingga airnya tidak akan tercemar air sampah, papar Dawira. Dia menambahkan, pengukuran dan penentuan lokasi baru sudah ditetapkan. Sejak Minggu (26/5) sampai Jumat (9/6), sampah sebanyak 1.687 truk telah dibuang ke TPA Gedig. Sebanyak 1.298 truk di antaranya berisi sampah Kota Bandung, 320 truk sampah Kota Cimahi, dan sisanya sampah warga Kab. Bandung yang berada di lokasi sekitar TPA Gedig, seperti Kec. Padalarang dan Kec. Cipatat. Penutupan TPS Sementara itu dilaporkan, sampah Kota Bandung yang sudah terangkut ke TPA Gedig dan TPA Cikubang mencapai 2.595 rit dengan volume sampah mencapai 27.665 m3. Dalam rapat koordinasi antara Wali Kota Bandung dengan para camat di Pendopo Alun-alun, Jumat (9/6), terungkap bahwa masih ada tumpukan sampah di pinggir jalan atau di tengah trotoar. Keadaan itu tidak layak terjadi di tengah kota, kata Wali Kota Bandung, Dada Rosada, saat ditemui di Pendopo Alun-alun. Selain itu, berdasarkan laporan camat, ada beberapa TPS ditutup oleh warga yang tinggal di sekitar lokasi itu begitu sampahnya diangkut. Padahal itu TPS, tempat sampah. Mungkin mereka takut sampahnya banyak lagi. Tapi kalau pengangkutan kembali normal, kan tidak akan menumpuk. Kalau TPS ditutup, warga lain akan buang sampah di tempat sembarangan. Tidak akan sehat dan mengganggu estetika, ujarnya. Dada pun mengimbau agar para camat melakukan pendekatan kepada warga agar hal itu tidak terjadi lagi. Mengenai akan berakhirnya masa pakai TPA Cikubang, Minggu (11/6), Dada tetap optimis sampah Kota Bandung akan terangkut. Kalau Cikubang nanti ditutup, ya sudah, kita cari tempat lain, katanya. Saat ditanyai calon lokasi pabrik pengolahan sampah yang akan didirikan, Dada masih merahasiakannya. Lokasinya cari saja nanti. Bisa di Kota Bandung, Cimahi, atau Kab. Bandung, ujarnya. Dada berharap, TPA Leuwigajah kembali bisa digunakan. Tanah Pemkot Bandung ada 17 hektare, Cimahi 4 hektare, tanah Kab. Bandung 7 hektar. Kita cukup lahan 10-20 hektar untuk tempat pengolahan sampah, ucapnya. (A-158) Post Date : 10 Juni 2006 |