|
Semarang, Kompas - Sejumlah wilayah di Kota Semarang, termasuk ruas Jalan Kaligawe, tepatnya di antara jembatan Kaligawe dan jembatan Kali Tenggang, sudah dua minggu ini tergenang air. Namun, hingga saat ini belum ada upaya serius dari Pemerintah Kota Semarang untuk mengatasi dampak genangan air tersebut. Genangan air sepanjang kurang lebih satu kilometer itu mengganggu aktivitas warga di sekitar jalan itu, maupun pengguna jalan itu. Warga dari arah kota yang hendak menuju Terminal Terboyo harus memutar arah melewati Jalan Arteri. Akibatnya, mereka harus menempuh jarak lebih jauh dan mengeluarkan biaya lebih mahal. Subur (39), warga RT 05/RW 01 Kelurahan Tambakrejo mengatakan, sejak banjir belum ada bantuan dari pemerintah. "Tahun-tahun kemarin selalu ada bantuan bahan makanan ke sini, tapi tahun ini belum ada," ujarnya, Minggu (17/2). Selama Jalan Kaligawe tergenang, banyak warga terpaksa libur kerja selama beberapa hari. Sujono (60), warga RW 01 Kelurahan Kaligawe yang membuka kios di pinggir Jalan Kaligawe mengaku sudah libur dua hari karena sepi pembeli. Bambang (28), karyawan Toko Dini di Jalan Kaligawe mengaku sempat libur tiga hari. Selama jalan tergenang air, omzet toko elektronik ini turun lebih dari 50 persen. "Biasanya sehari bisa Rp 3 juta, kini paling-paling Rp 1 juta," katanya. Ketua RT 05/RW 01 Tambakrejo Samsidarto mengatakan, meski genangan air di Jalan Kaligawe sudah sekitar dua minggu, belum ada perwakilan dari pemerintah kota yang datang meninjau lokasi banjir. Oleh karena itu, tak ada sedikit pun bantuan yang turun untuk warga. Banjir juga terjadi di sejumlah kampung di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur. Ketinggian genangan air di wilayah ini sekitar 60 sentimeter. "Sudah dua minggu seperti ini. Tahun lalu juga banjir, tapi tak sehebat saat ini," kata Leonard, Ketua RT 6/RW 1 Kampung Grogolan, Kelurahan Rejomulyo. Banjir di Rejomulyo ini diperparah dengan masuknya limbah pemotongan ayam dari Pasar Kobong atau Pasar Rejomulyo. Warga khawatir, hal ini akan berdampak pada kesehatan mereka. Jalan ditutup Banjir yang menggenangi sejumlah ruas jalan pantura Jawa Tengah, mulai Kota Semarang hingga Rembang, juga menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalur itu. Minggu kemarin Kepolisian Daerah Jateng terpaksa menutup arus lalu lintas jalur pantura Semarang-Rembang untuk mempermudah pangaturan arus lalu lintas akibat kemacetan di jalan pantura Pati-Juwana. Polisi juga menerapkan buka tutup jalan mulai dari Dusun Cangkringan, Kecamatan Pati, hingga ke kota Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. (A09/a08/hen) Post Date : 18 Februari 2008 |