|
BOJONEGORO – Warga tujuh desa di Kabupaten Bojonegoro mengalami krisis air minum. Kini mereka meminta bantuan pengiriman air bersih untuk kebutuhan minum sehari-hari. Warga yang mengalami krisis air minum yakni warga Desa Penganten,Kecamatan Balen. Sedikitnya ada 360 kepala keluarga (KK) yang mengalami krisis air minum. Kemudian, warga Desa Sumberejo Kidul, Kecamatan Sukosewu, warga Desa Bakulan,Kecamatan Temayang, warga Desa Geger,Duwel, dan Kedungadem, Kecamatan Kedungadem.Terakhir, warga Desa Mojosari, Kecamatan Kepohbaru. ”Warga di tujuh desa itu kesulitan mendapatkan air minum. Mereka meminta bantuan air bersih,” ujar Kartono, Kasi Bina Swadaya Masyarakat dan Bantuan Sosial Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Bojonegoro,kemarin. Menurut Kartono, saat ini lima truk tangki air bersih dioperasikan untuk menyalurkan bantuan air bersih bagi warga di tujuh desa tersebut. Satu truk tangki berisi 5.000 liter air bersih.”Truk tangki itu bergiliran menyalurkan air bersih,”ujarnya. Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro Zaenal mengatakan, untuk mengatasi krisis air minum di wilayah Bojonegoro kini sedang diuji coba pembuatan tampungan air yang disebut geomembran.Uji coba pembuatan geomembran itu dilakukan di Kecamatan Kedewan, Kasiman, Sugihwaras dan Ngasem. ”Tampungan air itu cukup untukkebutuhanairwarga kurang lebih tiga bulan,”ujarnya. Sementara itu, sebagian daerah pertanian di Bojonegoro kini juga mengalami kekurangan air. Untuk mengatasinya, Dinas Pengairan akan memanfaatkan cadangan air dari Bendung Gerak di Sungai Bengawan Solo dan Waduk Pacal di Kecamatan Temayang. ”Bendung Gerak mampu menyediakan air untuk 4.531 hektare sawah di Kecamatan Padangan, Purwosari, Kalitidu, Trucuk, Malo dan Kasiman,”tandasnya. muhammad roqib Post Date : 26 Juli 2012 |