BEKASI, (PR).- Hujan yang terus mengguyur Kabupaten Bekasi mengakibatnya Sungai Cibeel dan Sungai Citarum meluap. Tiga kecamatan yang dilalui dua sungai tersebut yakni Kecamatan Cikarang Utara, Kecamatan Cikarang Timur, dan Kecamatan Kedungwaringin terendam banjir dengan ketinggian rata-rata satu meter, Kamis (14/10).
Luapan kedua sungai tersebut membuat dua desa di dua kecamatan tersebut yakni Desa Bojong Kecamatan Kedung Waringin dan Desa Laban Sari Kecamatan Cikarang Timur, terkena imbasnya. Ratusan rumah yang berdekatan dengan kedua kali tersebut terendam banjir.
Warga yang rumahnya terendam banjir terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi seperti di Jalan Raya Cipayung Kecamatan Cikarang Timur. Mereka juga membawa harta benda yang dianggap penting. Sementara benda lainnya hanya diletakkan di pinggir jalan yang lebih tinggi
"Ya beginilah kalau tinggal di bantaran kali, wilayah Bogor yang terkena hujan, kami di sini yang mengalami banjir. Mau apa lagi, mau marah juga percuma, siapa yang mau mendengarkan. Kami hanya orang kecil yang hanya bisa berharap air agar cepat surut," ujar salah seorang warga Labansari, Mamat (30).
Sementara Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Cipayung, Zuli Zulkifli mengatakan, hingga kini evakuasi warga dilakukan secara swadaya menggunakan perahu milik warga. "Belum ada bantuan dari Pemkab Bekasi untuk mengevakuasi banjir atau membuat tenda pengungsian. Padahal, kami sudah kabarkan kondisi warga ini," katanya.
Sejauh ini, masjid dan balai desa di dataran yang lebih tinggi digunakan sebagai tempat mengungsi. Akibat banjir, aktivitas warga terganggu. Beberapa sekolah pun terpaksa diliburkan. "Kami harap Pemkab Bekasi segera mengirimkan bantuan makanan, tenda, dan obat-obatan untuk korban banjir meskipun ini merupakan banjir tahunan," ucapnya.
Selain itu, Zuli mengatakan, air bersih juga sangat dibutuhkan warga. "Yang terpenting sekarang adalah bagaimana warga bisa makan atau minum dengan layak. Sejak semalam warga hanya duduk-duduk karena tidak bisa beraktivitas. Mungkin saja di antara mereka juga tidak makan. Kan kasihan," ujarnya.
Sementara dua desa di Kecamatan Cikarang Utara yang terendam banjir sejak kemarin hingga kini masih tergenang meski sudah mulai surut. Warga belum mendapat bantuan dari pemerintah setempat, baik dari desa maupun kecamatan.
"Padahal, warga sangat berharap uluran dan perhatian dari pemerintah setempat. Mereka hanya bisa menunggu air surut di tempat pengungsian. Beberapa warga dengan swadaya mendirikan dapur umum. Namun, bahan makan juga dari iuran mereka sendiri," ucap Yanto (33), warga Desa Simpangan.
Waspada
Dari Karawang dilaporkan, warga perumahan yang letaknya bersisian dengan Sungai Citarum khawatir peristiwa banjir awal tahun lalu berulang, karena permukaan air Sungai Citarum terus naik. Selain itu, beredar juga pesan singkat yang meminta warga waspada dalam status siaga II.
Pemantauan "PR" di sejumlah perumahan yang bersisian dengan Sungai Citarum, sejumlah warga mulai membenahi perabotan di rumahnya. Hal itu disebabkan permukaan air Sungai Citarum terus naik sejak beberapa hari terakhir, dan dalam dua hari terakhir Karawang terus diguyur hujan besar.
Di Perumahan Bentang Alam, Telukjambe Barat ketinggian air tersisa 50 sentimeter. Perumahan ini biasanya menjadi lokasi pertama yang menjadi korban luapan Sungai Citarum. Antara rumah warga dengan Sungai Citarum tidak dipasangi pembatas sehingga ketika air meluap langsung merendam rumah warga.
Akan tetapi, sejumlah warga belum tampak bersiap meninggalkan rumah karena air belum menggenangi jalan ataupun rumah warga. Menurut Adi (35), salah seorang warga, dia baru akan mengungsi kalau air mulai masuk. "Kami berharap, permukaan air terus turun sehingga kami tidak perlu mengungsi," ucapnya. (A-186/A-153)
Post Date : 15 Oktober 2010
|