|
Makassar, Kompas - Warga di Kecamatan Parangloe, Patallassang, dan sebagian Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sejak tiga bulan terakhir krisis air bersih. Itu disebabkan air Sungai Jeneberang yang kian mengering dan sumur- sumur warga airnya juga mulai menyusut. Pemantauan di sepanjang daerah aliran Sungai Jeneberang di Kecamatan Bontomarannu dan Parangloe, Minggu (17/9), menunjukkan, air menyusut hingga dua meter dan hanya menyisakan kerikil, pasir, dan tanah. Sawah dan kebun di sepanjang bantaran sungai juga kering. Beberapa tumbuhan, seperti pepohonan yang biasanya terendam hingga ke pucuk bila sungai berisi air, saat ini tampak hingga jauh di bawah akarnya. Untuk keperluan air bersih, warga terpaksa mengambil dari sumber air di Kampung Kabbasa dan suplai air melalui mobil operasional PDAM Kabupaten Gowa. Tetapi, untuk mendapat air bersih warga harus antre lama. "Sudah sejak Juni air susah. Biasanya kalau Sungai Jeneberang banyak airnya, sumur-sumur yang ada di sini juga banyak airnya. Sejak Jeneberang mulai kering, sumur juga berkurang airnya," ujar Saribulan, warga Kecamatan Bontomarannu. Camat Parangloe Marsuki M mengakui, krisis air bersih dialami warga sejak dua bulan lalu. Di Parangloe sendiri, setidaknya ada empat kelurahan dan desa yang mengalami krisis, yakni Kelurahan Lanna, Bontoparang, Desa Borisalo, dan Lonjoboko. Menurut Marsuki, Pemkab Gowa akan membangun proyek air bersih yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan 500 keluarga. "Kami berharap proyek ini rampung paling lambat awal tahun depan," kata Marsuki.(ren) Post Date : 18 September 2006 |