MAJALENGKA, (PR).- Warga di tujuh blok yang tersebar di tiga desa di Kecamatan Kadipaten, Kab. Majalengka, mengalami krisis air bersih. Akibat kesulitan mendapatkan air bersih, mereka terpaksa membuat sumur gali musiman di tengah sungai di sepanjang aliran Sungai Cikasarung yang sudah menyurut dan mulai mengering.
Ketujuh blok yang kekurangan air bersih tersebut adalah Blok Dukuh Huma, Blok Dukuh Domba, Putat Kulon dan Wetan, Desa Liangjulang. Kemudian Blok Sawala yang masuk ke Desa Kadipaten serta Blok Dukuh Eurih dan Blok Kandang, Desa Heuleut.
Berdasarkan pemantauan, Selasa (10/11), warga setempat membuat sumur di sepanjang aliran Sungai Cikasarung untuk memenuhi kebutuhan air untuk mandi, cuci, kakus (MCK). Sumur yang mereka buat kedalamannya bervariasi bergantung pada kondisi sumber air. Ada yang berdiameter 2 meter dengan kedalaman 1,5 meter dan ada juga yang kedalamannya 1 meter dengan diameter 1,5 meter.
Jarak antara satu sumur dan sumur lainnya sekitar sepuluh meteran, namun ada juga yang lebih jauh jaraknya. Hal itu dilakukan untuk menghindari tumpukan sampah yang dibuang warga atau genangan air di sungai tersebut yang saat ini banyak digunakan sebagai tempat buang air besar (BAB).
Menurut Afandi (49), warga Putat, pembuatan sumur seperti itu telah dilakukannya sejak sepuluh tahun lalu akibat sumur-sumur warga banyak yang mengering.
"Warga dari beberapa blok ini datang ke sini setiap saat mengambil air, baik untuk mandi, mencuci, ataupun kebutuhan lainnya. Selain untuk minum, harus menunggu keluarnya air sumur milik warga yang masih menyisakan air," ujarnya, saat ditemui pada lokasi sumur buatan di sungai.
PDAM
Afandi menjelaskan, warga biasanya berdatangan pada setiap pukul 5.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Sebagian diantara mereka ada yang langsung mandi di sumur karena beberapa sumur di antaranya dilingkari dengan bilik atau bambu.
Saat pulang, menurut dia, mereka mengangkut air untuk mencuci dan masak. Ada juga di antara warga yang sengaja mengambil air saja, sedangkan mandi dilakukan di rumah yang airnya diambil dari sumur tersebut.
Sementara itu, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Majalengka saat dimintai konfirmasi soal terjadinya kekurangan air pada beberapa blok di tiga desa itu, mengaku belum mengetahuinya.
"Hingga saat ini belum ada laporan soal kekurangan air, baik dari warga desa maupun pemerintah desa setempat. Demikian juga dari aparat kecamatan, tetapi nanti kita cek ," ujarnya.
Meski demikian, Aan berharap jika terjadi kekurangan air di wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh saluran PDAM, warga atau aparat desa dan kecamatan segera melaporkannya agar bisa dipasok air secepatnya. (C-31)
Post Date : 11 November 2009
|