|
Palangka Raya, BPost Masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Kahayan tetap melakukan mandi cuci kakus serta meminum air Sungai Kahayan yang diduga tercemar mercuri. "Kami telah puluhan tahun dan turun temurun mengkonsumsi air Sungai Kahayan, itu sudah kebiasaan," ujar Zainuddin, warga RT 02 RW 21 Jl Wisata Kecamatan Pahandut Seberang, Palangka Raya, Selasa (19/9). Menurut bapak dua anak ini, kebiasaan mengkonsumsi air sungai Kahayan tidak bisa ditinggalkan. Meski jaringan pipa PDAM telah masuk, pihaknya tetap memilih mengkonsumi air sungai itu dengan memberikan zat penjernih air. "Kami hanya perlu tawas atau kaporit untuk menjernihkannya sebelum dimasak untuk diminum," ujarnya. Padahal, berdasarkan hasil penelitian Badan Pengendalian dan Pelestarian Lingkungan Hidup Daerah (BPPLHD), air sungai tercemar mercuri akibat penambangan emas tanpa izin (PETI). Hal senada diungkapkan Awie, petani karamba di bantaran Sungai Kahayan. Meski ikan yang dipeliharanya banyak yang mati karena debit air sungai menurun dan sungai semakin keruh karena musim kemarau, kebiasaan mengkonsumsi air sungai tetap tidak bisa dihilangkan. Meski diakuinya, keluarganya terkadang juga ada yang sakit perut akibat mengkonsumsi air itu namun tidak berlangsung lama. "Setelah diobati sakitnya langsung sembuh. Itu sudah biasa," ujarnya. Sementara itu, sejumlah pelanggan PDAM Palangka Raya mengaku was-was setelah mendengar hasil penelitian BPPLHD yang menyatakan Sungai Kahayan tercemar mercuri akibat aktivitas peti di daerah hulu sungai. Bahkan sebagian warga memilih mengkonsumsi air sumur bor daripada air PDAM, karena air bakunya dari Sungai Kahayan yang diduga tercemar. Kepala PDAM Palangka Raya, Darwisem S Taway mengakui, akibat adanya informasi hasil penelitian Sungai Kahayan tercemar mercuri berdampak pada pelanggan. "Kabar itu telah dihembuskan sejak 2001 lalu dan selalu diributkan saat debit air sungai turun dan keruh," ujarnya. Pihaknya meyakinkan, air yang didistribusikan PDAM dijamin bebas mercuri meski sumbernya dari Sungai Kahayan. Kelayakan konsumsi air PDAM diperiksa secara intensif oleh Dinas Kesehatan setiap dua minggu. Pihaknya telah beberapa kali mendatangkan tim peneliti baku mutu air PDAM dari Balai Pengembangan Laboratorium Kultur Pemprov Jabar, hasilnya tetap saja bebas mercuri. tur Post Date : 21 September 2006 |