|
PATI-Kesulitan air di Kabupaten Pati semakin menjadi-jadi. Warga Desa Kedungmolyo, Kecamatan Jakenan terpaksa menggunakan air keruh yang terletak di embung tak jauh dari permukiman warga. Marsono, 65, salah satu warga yang sedang mengambil air di embung tersebut mengatakan, masyarakat setempat sudah dua bulan lebih mengambil air dari embung itu untuk kebutuhannya sehari-hari. Sebab, masyarakat tidak mempunyai pilihan lain. Kesulitan ini, lanjutnya, akan tetap bertahan sampai musim hujan tiba. Dia memperkirakan musim hujan baru akan datang pada Oktober atau November. "Masih dua bulan lagi untuk mengonsumsi air kurang bersih ini," ungkapnya. Kondisi ini, lantas membuat Marsono dan sebagian besar warga Desa Kedungmulyo mengandalkan air dari embung tersebut. Meski kualitas airnya kurang jernih dan terlihat keruh. Sebenarnya ada pihak yang menjual air bersih. Namun, harganya dirasa relatif mahal baginya. "Harga air per jerikennya saat kemarau ini cukup mahal, Rp 1.750," ujarnya. Menurutnya, harga air bersih tadi tidak terjangkau bagi warga yang berpendapatannya tidak jelas. "Paling-paling membeli untuk keperluan minum dan memasak. Sedangkan untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan lain menggunakan air dari embung ini," imbuhnya. Hal yang sama disampaikan Samari, 45. Air dalam embung itu memang menjadi tumpuan warga di desanya. Untuk memenuhi kebutuhan warga ini, embung ini telah dilebarkan oleh warga. "Warga di sini telah melebarkan embung ini dengan menambah panjanganya sekitar lima meter dan lebarnya dua puluh meter," katanya. (ris) Post Date : 27 Agustus 2008 |