Warga Terpaksa Beli Air Minum Isi Ulang

Sumber:Koran Sindo - 02 Februari 2009
Kategori:Air Minum

MEDAN (SINDO) – Air minum isi ulang memang sudah menjadi pilihan masyarakat Medan saat ini.Peningkatan jumlah warga yang memilih air isi ulang membuat depot air minum menjamur di pinggiran jalan.

Harganya pun semakin bersaing, mulai dari Rp4.000– Rp8.000pertabung. Warga sebenarnya terpaksa membeli air kemasan isi ulang.Terpaksa karena sulitnya mendapatkan air bersih. Selain itu, tak sedikit warga mengaku tidak lebih hemat mengkonsumsi isi ulang.Mereka memilih isi ulang karena meragukan kebersihan air PDAM Tirtanadi. “Bayangkan,untuk keluarga kami yang berjumlah enam orang,kadang satu tabung air minum isi ulang tidak cukup,” kata Marlina,warga Perumahan Franstrury Jalan Bunga Terompet Medan.

Keruhnya warna air PDAM Tirtanadi belakangan ini membuat warga enggan mengonsumsinya. Marlina mengaku memilih air minum isi ulang karena air keruh PDAM tak bisa diprediksi kapan datangnya. Lagipula, di komplek perumahan itu, air PDAM Tirtanadi selalu tak mengalir pada malam hari. “Kita tak bisa prediksi kapan air PDAM jernih. Bisa tiba-tiba keruh,tidak tahu kenapa.

Di sini, air tak pernah mengalir pada malam haru,” tambah Marlina. Setiap keluarga rata-rata menghabiskan satu tabung air isi ulang dalam tiga hari. Berarti,warga menyisihkan uang untuk air minum isi ulang minimal Rp40.000 per bulan.Sedangkan pembayaran untuk PDAM Tirtanadi rata- rata antara Rp30.000 sampai Rp40. 000 per bulan per rumah tangga. Keluhan pelayanan air PDAM di Kota Medan memang sudah lama dirasakan warga.

Murni Dailani, 33, Warga Jalan Letda Sudjono mengungkapkan, air PDAM saat ini kotor atau keruh. airnya sering tak mengalir di pemukimannya. Situasi ini memaksa warga menyisihkan penghasilannya untuk air minum.Dengan berat hati, mereka harus membeli air minum isi ulang. “Air minum isi ulanglah yang kami konsumsi selama ini sebab kalau air PDAM itu dimasak kami ragu, karena bau dan rasanya kadang kadang berobah,”ujarnya.

Saat ditanya solusi lain untuk mengatasi permasalahan tersebut,Desni mengatakan dirinya tidak bisa berbuat banyak,sebab jika harus membuat sumur membutuhkan biaya besar. (watson manalu/ amir hamzah)



Post Date : 02 Februari 2009