CIMAHI, (PR).- Sudah sekitar tiga bulan, warga Kp. Lembur Sawah RT 03 dan 04 RW 12 Kel. Utama, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi, kesulitan mendapat air bersih. Ratusan warga dari kedua RT tersebut harus mengantre untuk mengambil jatah air dari PT Matahari, yakni satu-satunya sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Salah seorang warga RT 04 Undang Solihin (54) menuturkan, sumur warga sebagian besar sudah kering sejak pertengahan tahun 1990. Sejak itu, warga hanya mengandalkan air pemberian PT Matahari untuk kebutuhan sehari-hari. Hanya, air pemberian pabrik di dekat Kp. Lembur Sawah itu tidak layak konsumsi. Maka, warga harus membeli air kemasan.
Saat musim hujan, debit air yang mengalir lewat pipa berdiameter 1 inci itu cukup besar. Sehingga, bisa disalurkan langsung ke rumah rumah warga melalui selang atau pipa. Namun ketika kemarau, debit air terlalu kecil.
"Jika musim hujan, ada sejumlah sumur warga yang terisi air. Namun jika kemarau, seluruh sumur kering. Makanya, setiap kemarau warga pasti antre air di depan," tuturnya.
Sepengetahuan Undang, di RW 12 terdapat enam keran air dari PT Matahari untuk memenuhi kebutuhan air di delapan RT. Khusus untuk keran yang digunakan warga dua RT tersebut, pada musim kemarau dibuat pengaturan waktu pengambilan air. Setiap RT mendapat jatah tiga jam untuk mengambil air dari keran. Sistem gilir pengambilan air ini berlangsung pukul 6.00-24.00 WIB.
"Saya cukup-cukupin saja. Soalnya suka enggak tega ngambil air kalau antrean lagi panjang," katanya.
Menyedihkan
Pjs. Ketua RT 03 RW 12 Kasmijan (67) mengungkapkan, di lingkungannya belum ada sumur artesis atau sumur dangkal untuk membantu memenuhi kebutuhan air. Dia juga mengaku belum pernah meminta bantuan air tangki ke Pemerintah Kota Cimahi. Padahal, setiap tahun kondisi air di wilayahnya semakin menyedihkan.
Menyikapi hal itu, Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman Dinas Penyehatan Lingkungan dan Kebersihan (DPLK) Kota Cimahi Dien Wulandiati menuturkan, sampai saat ini Pemkot Cimahi telah memberikan bantuan air bersih sebanyak dua puluh tangki untuk sejumlah RW di Kel. Utama, Kel. Cibeber, dan Kel. Leuwigajah. Satu mobil tangki air mampu menampung 5.000 liter untuk dua puluh KK.
"Memang sudah ada laporan kekurangan air pada musim kemarau ini, tapi jumlahnya tidak separah tahun 2006. Pemerintah telah menganggarkan Rp 60 juta dari APBD 2009 untuk membeli air dari Ciawitali," tuturnya.
Menurut Dien, Pemkot Cimahi akan kembali membangun enam sumur artesis di RW 05 Kel. Pasirkaliki, RW 5 Kel. Cigugur Tengah, RW 11 Kel. Cibeureum, serta di RW 16, 20, dan 36 Kel. Melong tahun ini. Selain itu, tiga puluh sumur dangkal juga akan digali di sekitar wilayah Kota Cimahi. Oleh karena itu, pemerintah kota menyediakan anggaran Rp 1,2 miliar.
"Semoga dengan keberadaan sumur-sumur tersebut, kebutuhan air masyarakat akan semakin terpenuhi," ujarnya. (A-180)
Post Date : 05 September 2009
|