Warga Terancam Krisis Air Bersih

Sumber:Suara Merdeka - 29 Agustus 2005
Kategori:Air Minum
BREBES - Sebanyak 404.064 warga di Kabupaten Brebes terancam krisis air bersih pada musim kemarau kali ini. Data dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglimas) Kabupaten Brebes menyebutkan, jumlah tersebut tersebar di 11 Kecamatan. Adapun jumlah warga terbanyak berada di Kecamatan Tanjung, yakni 84.142 jiwa.

Kepala Kesbanglimas Sutriyono mengatakan, setiap memasuki musim kemarau, sebagian besar wilayah Brebes rawan kekeringan dan kekurangan air bersih, baik di wilayah pegunungan maupun di tepian jalur pantura.

Akibat krisis air bersih itu, warga juga rawan terkena penyakit perut, terutama diare. Pasalnya, mereka hanya mengandalkan air dari sungai yang tidak layak dikonsumsi sebagai air minum.

Karena itu, menghadapi musim kemarau tahun ini Pemkab menyiapkan bantuan air bersih 460 tangki. Satu tangki berkapasitas 5.000 liter. Jumlah itu lebih besar bila dibandingkan dengan bantuan air bersih tahun sebelumnya, yaitu 290 tangki.

"Karena tahun lalu bantuan air kurang, saat ini kami menyiapkan 460 tangki." katanya.

Bukan Mencuci

Sutriyono menjelaskan, air yang diberikan itu khusus untuk air minum dan masak. Namun tidak jarang warga memanfaatkannya untuk mencuci dan kebutuhan lain. Karena itu, masyarakat diminta memahami bahwa bantuan air yang disalurkan itu hanya untuk minum, bukan untuk mencuci.

"Masyarakat kami imbau agar air bersih bantuan tersebut digunakan sebagaimana mestinya, bukan untuk keperluan lain," tandasnya.

Sementara itu, salah seorang warga Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Cahyono (48) mengatakan, krisis air hampir setiap tahun terjadi.

Meskipun pemerintah berinisiatif memberikan bantuan air bersih, jumlahnya sering tidak mencukupi. Satu hari mereka hanya mendapatkan jatah air bersih satu tangki. Oleh karena itu, saat mobil tangki yang membawa air bersih datang, warga langsung berebut mendapatkannya. Pasalnya, pasokan air tidak sebanding dengan jumlah warga yang membutuhkannya.

Menurut Cahyono, kondisi itu diperparah dengan kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengantre. Akibatnya, mereka saling berebut dan tidak jarang air tumpah sia-sia.

Mereka berharap penambahan air bersih mencapai dua kali lipat dari sebelumnya. Dengan demikian, warga tidak akan khawatir mengalami kekurangan air bersih pada musim kemarau ini. "Selain itu, dengan adanya bantuan air bersih, warga juga akan terhindar dari penyakit diare," katanya. (H17-52n)

Post Date : 29 Agustus 2005