Warga Tangerang Tanggapi Dingin

Sumber:Suara Pembaruan - 24 Oktober 2008
Kategori:Air Minum

[TANGERANG] Warga Tangerang yang menjadi pelanggan menanggapi dingin penundaan kenaikan tarif PDAM Tirta Kertaraharja Kabupaten Tangerang. Warga menilai, perusahaan ini tidak bisa menaikkan kualitas air bersih dan hanya memikirkan masalah finansial.

"Terus terang, saya sudah tidak percaya kepada PDAM. Air yang dihasilkan kotor dan berbau, tidak bisa diminum. Oleh karena itu, saya memilih berhenti berlangganan dan akan pindah ke PDAM Kota," kata Endang Sudarma, warga perumahan Batu Ceper kepada SP, Jumat (24/10) pagi.

Menurut Endang, tarif yang dikenakan kepada pelanggan sudah cukup tinggi dan tidak seimbang dengan pelayanan yang diberikan. Mereka sudah beberapa kali komplain dan tidak juga mendapat tanggapan. "Kalau mau dinaikkan lagi sudah dipastikan banyak pelanggan lainnya yang pindah dan akan beralih ke PDAM Kota Tangerang atau menggunakan air tanah," katanya.

Sementara itu, beberapa warga juga meminta PDAM Tirta Kertaraharja Kabupaten Tangerang jangan hanya menunda kenaikan tarif, tetapi membatalkan kenaikan tarif. Sebab, kenaikan akan menambah beban warga di tengah kondisi perekonomian nasional yang seret sekarang ini.

Permintaan warga ini terkait keputusan PDAM Kabupaten Tangerang yang menunda kenaikan tarif air minum meski biaya produksi air meningkat sekitar 16 persen akibat naiknya harga bahan-bahan pokok pengolahan air seperti bahan kimia dan alat pembersih air lainnya. "Kenaikan kita tunda dulu sambil menunggu kondisi keuangan dunia stabil. Kalau sekarang ini kita rumit menentukan angka ideal kenaikan karena kondisi keuangan yang fluktuasi," ujar Direktur Utama PDAM Tirta Kertaraharja Maryoso kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Menurut Maryoso, PDAM Tirta Kertaraharja berencana menaikkan tarif air untuk semua golongan sebesar 20-30 persen. Selain tarif air, pelanggan untuk golongan rumah tangga dan industri, tarif air curah yang dijual ke DKI Jakarta dan sejumlah pengembang juga dikenakan kenaikan sebesar 30 persen. Tarif baru semestinya berlaku awal Oktober tahun ini.

Rencana kenaikan itu ditolak DPRD karena tidak tepat dan memberatkan masyarakat. Keinginan masyarakat itu ditindaklanjuti PDAM dengan mengkaji dan membahas ulang kenaikan tersebut sebelum akhirnya diputuskan menunda dulu kenaikan.

Air Tanah

Sebanyak 60.000 dari 380.000 pelanggan air minum tidak menggunakan air bersih dari PT Aetra Air Jakarta. Mereka dikategorikan sebagai pelanggan zero consumption atau tidak menggunakan air bersih dari PT Aetra.

Mereka umumnya adalah pelanggan perumahan yang lebih memilih menyedot air tanah ketimbang menggunakan air dari layanan PT Aetra. Dengan demikian, kalau masih ada warga Ibukota yang menggunakan air tanah, itu bukan berarti mereka tidak mendapat sambungan air bersih dari PT Aetra. "Air PAM bagi mereka lebih bersifat complementary atau pengganti jika air tanahnya kering," kata Devy A Yheanne, Manajer Humas PT Aetra Air Jakarta dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/10).

Soal keruhnya air bersih yang diterima pelanggan, kata Devy, hal itu sebenarnya tak lepas dari tidak stabilnya kuantitas dan kontinuitas pasokan air baku dari Waduk Jatiluhur. Hal itu membuat biaya produksi air bersih turut membengkak.[132/L-8]



Post Date : 24 Oktober 2008