Warga Swadaya Perbaiki Tanggul

Sumber:Koran Tempo, 03 November 2008
Kategori:Drainase

JAKARTA -- Sebagian warga Jakarta bekerja swadaya memperbaiki tanggul untuk menahan luapan banjir yang melintasi permukiman mereka. "Saya mulai memperbaiki tanggul yang ada di depan rumah," kata Reza, warga Taman Meruya Ilir, Kembangan, Jakarta Barat, kemarin. Ia menceritakan, beberapa rukun tetangga di wilayahnya sudah empat bulan lalu membersihkan saluran air.

Sebelumnya. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan pemerintah siap menghadapi banjir Jakarta. Menurut dia, beberapa sarana penyedot air di proyek Ciliwung-Cisadane akan dioperasikan (Koran Tempo, 30 Oktober).

Kepala Subdinas Kesiagaan Crisis Center DKI Bobby Aryono mengatakan masih ada 78 titik rawan genangan di wilayah Jakarta. "Jumlah itu dapat berkurang atau bertambah sesuai dengan keadaan cuaca," ujar dia kemarin. Di Jakarta Barat, data Satuan Pelaksana Penanganan Bencana Provinsi mencatat ada 16 kawasan rawan genangan yang tersebar di 32 kelurahan, antara lain Kapuk, Grogol, Duri Kepa, Pinangsia, Tangki, Mangga Besar, Rawa Buaya, Duri Utara, Palmerah, Meruya, dan Semanan (Duri Kosambi).

Warga di bantaran sungai Kanal Banjir Barat merasa resah. Sebab, proses penguatan tebing sungai belum selesai dan hujan deras terus turun. Menurut Dibyo, warga Kampung Bakti, Cideng Gambir, Jakarta Pusat, hujan deras kerap melunturkan dinding kali. Longsoran tanah dikhawatirkan makin mendangkalkan sungai. "Entar meluap lagi, apalagi kali ini nggak dilebarkan," kata dia ketika ditemui Tempo kemarin.

Dibyo khawatir sungai itu meluap seperti pada 2006. Kala itu sungai yang digadang-gadang bisa membebaskan Jakarta dari banjir ini meluap dan merendam rumahnya.

Berdasarkan pantauan Tempo, Kanal Banjir Barat saat ini tengah diperkeras. Di ruas Tomang dan Cideng, pengerasan dilakukan dengan menanam tiang beton. Pengerasan sungai di ruas Tomang dan Cideng yang memiliki lebar 50 meter ini direncanakan berjalan hingga akhir November. "Mungkin tinggal 500 meter lagi," kata seorang pekerja.

Adapun warga Kabupaten Tangerang yang tinggal di bantaran kali pasrah jika banjir datang. Mereka mengaku tidak punya antisipasi apa pun. "Kalau airnya tinggi, kami mengungsi ke tetangga yang tidak terkena banjir," ujar Mustopa, penduduk Desa Saga, Kampung Pekong, Kecamatan Balaraja.

Menurut dia, sekitar 200 keluarga di kampung itu sudah berlangganan banjir sejak 1990. Luapan Sungai Cimanceri hanya berjarak 500 meter dari permukiman. Turap dari pasir dan karung yang dibuat warga secara dengan swadaya tak mampu mencegah luapan air.

Menghadapi banjir Jakarta, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) menyatakan siap. Kepala BBWSCC Pitoyo Subandrio menyatakan sudah mengeruk sungai-sungai. Salah satunya Muara Sungai Cisadane di Teluk Naga, Tangerang.

Ia menjelaskan, Balai sudah menormalisasi 22 situ yang ada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Selain itu, beberapa tebing sungai sudah diperkuat untuk menahan longsor.RINA WIDIASTUTI | EKA UTAMI | FERY FIRMANSYAH |JONIANSYAH | M NUR ROCHMI



Post Date : 03 November 2008