|
SLAWI- Kekeringan yang melanda Kabupaten Tegal kini kian meluas. Ribuan warga Desa Kertasari dan Jatimulya, Kecamatan Suradadi mulai kesulitan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan minum sehari-hari, mereka harus mencari air di sungai yang tak jauh dari rumahnya. "Diperkirakan jumlah warga yang kesulitan air bersih itu 12.000 jiwa," kata Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Suradadi, Imam Masykur, menanggapi kekeringan di wilayahnya. Menurut dia, kekeringan juga terjadi di sejumlah area persawahan. Paling tidak puluhan hektare area tanaman padi terancam gagal karena kekurangan air. Guna mengairi area tersebut, warga mengambil air dari sungai dengan menggunakan diesel. "Area tanaman padi tersebar di sembilan desa," tuturnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya akan meminta bantuan air bersih ke Pemkab Tegal. Harapannya bantuan dapat diberikan secara rutin di desa-desa yang membutuhkan. "Apabila hanya mengandalkan air dari sungai dikhawatirkan tidak mencukupi. Sebab, debitnya semakin berkurang," ujarnya. Dia juga mengharapkan pemerintah bersedia membantu pembuatan sumur warga, sehingga saat musim kemarau mereka tidak kesulitan air lagi. "Memang kedua desa tersebut pernah mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah dan warga Tionghoa. Namun, masih membutuhkan bantuan," paparnya. Ketua DPRD Kabupaten Tegal H Ahmad Husein SAg mengatakan, untuk mengatasi permasalahan tersebut, di Jatinegara akan dibangun embung besar. Dengan harapan wilayah Jatinegara dan sekitarnya tidak akan kesulitan air lagi. "Untuk mengatasi kesulitan air bersih di sejumlah desa, kami meminta Pemkab segera memberikan bantuan air. Sebab, air itu merupakan kebutuhan dasar manusia," ujarnya. Secara terpisah, Kabag Kesra Drs HM Masykur FS MSi mengatakan, jajarannya sudah mengirimkan bantuan air bersih ke Desa Kertasari dan Jatimulya. Bila masih membutuhkannya, pihaknya akan segera mengirimkan kembali. "Pengiriman kembali akan disesuaikan dengan kebutuhan warga," tandasnya. (H3-54s) Post Date : 16 Agustus 2006 |