Warga Sumbermiri Tak Lagi Krisis Air

Sumber:Koran Tempo - 12 Februari 2007
Kategori:Air Minum
Krisis air boleh jadi tak lagi menimpa Warga Desa Sumbermiri, Lengkong, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Berkat proyek sistem penyediaan air bersih tenaga surya, 413 jiwa warga desa itu sekarang dengan mudah mendapatkan air bersih walau musim kemarau.

Menurut Kepala Desa Sumbermiri Sri Rahayu, selama ini warganya mencari air di delapan sumur gali. Itu pun debitnya amat sedikit. Pada 2003, sempat mendapat bantuan mesin pompa dan tiga bak penampung air senilai Rp 60 juta. Sebagai pengganti ongkos operasional mesin diesel, warga dipungut Rp 1.000 untuk sepikul air.

"Saat ini warga tetap harus membayar Rp 100-200 untuk sepikul air," kata Sri Rahayu saat bertemu dengan rombongan Menteri Lingkungan Hidup dan Penyandang Cacat Australia Barat Tony Mac Ray kemarin.

Australia berkepentingan menengok proyek ini karena tim Sustainable Water and Power Solution (Solco) Ltd. dari Australia Barat terlibat dalam penerapan teknologi ini. Sistem penyediaan air dengan tenaga matahari, kata Mac Ray, merupakan teknologi asli Australia. "Problem kami di Australia adalah bagaimana mencari air, sedangkan di sini seharusnya air mudah didapat," tuturnya.

Untuk mencapai Desa Sumbermiri, rombongan melewati jalan terjal berbatu sepanjang 10 kilometer di tengah hutan. Jarak Desa Sumbermiri dengan pusat Kota Nganjuk sejauh 50 kilometer.

Juru bicara Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Hariyanto, menjelaskan proyek itu merupakan kerja sama antara Dinas Permukiman Prasarana dan Wilayah Provinsi Jawa Timur dan Australia Barat. Proyek senilai Rp 300 juta itu didanai pemerintah pusat dan daerah. "Australia Barat hanya memberi kontribusi sebagai tenaga konsultan," ujarnya.

Meskipun sangat bermanfaat bagi masyarakat, proyek tersebut menuai kritik. Pasalnya, penerapan teknologi seperti itu bisa dikerjakan oleh sarjana lokal tanpa harus menggandeng pihak asing. "Mengapa kesempatan seperti itu tidak diberikan sarjana kita sendiri," kata Edi Purwanto, sarjana teknik lulusan sebuah universitas di Malang, yang ikut melihat kunjungan Menteri Australia Barat. DWIDJO U MAKSUM



Post Date : 12 Februari 2007