Warga Sulit Dapat Air

Sumber:Kompas - 15 Agustus 2007
Kategori:Air Minum
Jakarta, kompas - Sebagian warga yang tinggal di lima wilayah Jakarta, yakni Jakarta Pusat, Barat, Timur, Utara, dan Selatan, sejak sebulan terakhir sulit mendapatkan air bersih. Hal ini disebabkan kekeringan semakin meluas dan persediaan sumber air tanah warga berkurang. Kekeringan lebih parah dirasakan warga Jakarta Utara, yang tiap tahun terjadi kelangkaan air.

Kesulitan warga mendapatkan air bersih juga disebabkan adanya gangguan pelayanan dari perusahaan pengelola air, yaitu PT Palyja dan PT Thames PAM Jaya (TPJ), sejak sepekan lalu.

"Beberapa hari terakhir, pasokan air baku dari Waduk Jatiluhur ke instalasi pengolahan air di Pejompongan turun cukup signifikan. Hingga kini, kami belum memastikan penyebabnya. Namun, meski mulai musim kering, ketinggian air di Jatiluhur sebenarnya masih normal," kata Manajer Humas Palyja Meyritha Maryanie, Selasa (14/8).

Sejak akhir pekan lalu hingga Selasa kemarin, pasokan air baku yang diterima Palyja hanya 4.500 hingga 5.200 liter per detik. Pasokan ini berkurang sekitar 1.000 sampai 1.700 liter per detik dari pasokan normal.

Akibatnya, pasokan air berkurang hingga 20 persen, khususnya di kawasan Kemanggisan Utama, Anggrek Huk Garuda, Anggrek Cendrawasih, Palmerah, Gelora, Batu Sari, Bendungan Hilir, Gatot Subroto, Pejompongan, Sudirman, Prof Satrio, Blora, Kendal, HR Rasuna Said, Latuharhari, Sultan Agung, Saharjo, Al Batu, Jaya Mandala, Manggarai, Casablanca, Abdulrahman Hakim, Cikini, Matraman, Menteng, MH Thamrin, KH Wahid Hasyim, Diponegoro, Agus Salim, Blora, Kebon Kacang, Karet Pasar Baru, KH Mas Mansyur, Jati Baru, Kebon Kacang, Karet Pasar Baru, Kebon Jati, dan KH Mas Mansyur.

Menurut Manajer Humas TPJ Devy A Yhanne, debit air dari Jatiluhur memang menurun, tetapi tidak terlalu signifikan.

"Penurunan kali ini lebih disebabkan adanya pekerjaan perbaikan penyaringan," kata Devy A Yhanne. Akibat perbaikan itu, suplai air bersih ke pelanggan menurun 17,3 persen.

Di Jakarta Utara

Kesulitan air dari tahun ke tahun masih menyiksa sebagian warga di beberapa kelurahan di Jakarta Utara, seperti Rorotan, Marunda, Cilincing, Kalibaru, dan sebagian Warakas. Bahkan, warga harus begadang setiap tengah malam hingga subuh untuk mendapatkan air bersih dari perusahaan air minum (PAM).

Zakaria (47), warga RT 05 RW 07 Marunda, menyebutkan, sebagian besar warga di daerahnya kesulitan mendapatkan air bersih. Warga di RT 12 dan 13 di RW 02, juga warga RT 08 dan 09 di RW 07, misalnya, hingga kini belum tersentuh jaringan pipa atau air ledeng dari PAM. Warga mengandalkan dua air sumur, tetapi debitnya berkurang pada musim kemarau. (NEL/ARN/CAL)



Post Date : 15 Agustus 2007