|
Kuala Tungkal, Kompas - Sebagian besar dari sekitar 35.000 warga Kuala Tungkal, ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, masih mengandalkan air hujan untuk kebutuhan minum. Pada musim kemarau, air hujan di kota yang terletak 30 kilometer utara Kota Jambi itu dijual Rp 2.000-Rp 4.000 per jeriken isi 20 liter. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pangabuan Kuala Tungkal hingga kini baru memiliki instalasi air minum dengan kapasitas sekitar 40 liter per detik. PDAM baru memiliki 1.506 pelanggan. Sekretaris Daerah Tanjung Jabung Barat HM Yamin, Rabu (25/5), mengatakan, penyediaan air bersih untuk kebutuhan warga Kuala Tungkal hingga kini masih merupakan masalah serius. "Pemda telah meletakkan dasar-dasar pembangunan instalasi air bersih, dengan rencana pembangunan instalasi berkapasitas 300 liter per detik. Sumber air yang akan dimanfaatkan berasal dari Sungai Baung, sekitar 25 kilometer selatan Kuala Tungkal," ujarnya. Yamin mengatakan, biaya pembangunan instalasi air bersih di Kuala Tungkal yang terletak di tepi pantai cukup mahal karena sumber air yang ada lokasinya jauh. Lahan merupakan rawa yang terpengaruh pasang air laut. "Sementara air yang berasal dari sumur bor atau pompa dengan kedalaman 150-200 meter tidak layak diminum karena masih payau. Air dari dalam tanah hanya bisa digunakan untuk mandi dan mencuci," tutur Yamin. (nat) Post Date : 26 Mei 2005 |