Warga Subulussalam Terpaksa Minum Air Sisa Banjir

Sumber:Kompas - 28 Oktober 2007
Kategori:Air Minum
Subulussalam, Kompas - Warga korban banjir di Desa Muara Batu-batu, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, Nanggroe Aceh Darussalam, terpaksa menggunakan air sisa banjir untuk kebutuhan sehari-hari karena kesulitan memperoleh air bersih. Hingga Sabtu (27/10), pemerintah kota belum menyediakan air bersih meskipun banjir besar melanda daerah tersebut sejak tujuh hari lalu.

Beberapa warga yang ditemui di lokasi mengaku, pemerintah hanya memberikan bantuan air mineral sebanyak 25 kardus untuk satu kecamatan, terdiri dari 14 desa yang dilanda banjir. "Jelas tidak cukup," ujar Amansuri (26), salah seorang warga.

Ia menjelaskan, sejak banjir melanda wilayah mereka, Minggu pekan lalu, sampai saat ini hanya 25 kardus air mineral yang dikirimkan pemerintah. Tidak ada bantuan air bersih dalam jumlah yang lebih besar, menurut Amansuri, yang diberikan oleh pemerintah selama banjir terjadi.

Amansuri mengatakan, selama banjir terjadi, warga terpaksa menggunakan air sungai dan air sisa-sisa banjir untuk memasak makanan, minum, mandi, bahkan untuk mandi cuci kakus (MCK). Meski tidak ingin meminum air sisa banjir dan air sungai, Amansuri beserta para warga mengaku tak punya pilihan lain untuk bertahan hidup.

Kepala Desa Dah Zakaria Tinambunan ketika ditemui di rumahnya mengatakan, satu desa hanya mendapatkan satu kardus air mineral gelas, yang berisi 40 buah. "Air itu terpaksa digunakan untuk para petugas yang membagikan bantuan makanan kepada masyarakat. Kalau dibagi kepada korban banjir, tentu tidak akan cukup," katanya.

Dia menjelaskan, jumlah warga Desa Dah yang terkena banjir adalah 245 keluarga atau sekitar 900 jiwa. "Sedangkan air mineralnya 40 gelas. Jumlahnya sangat timpang," ujarnya.

Hal sama terjadi pada warga Desa Neubok Ye PP dan Desa Sumber Bakti, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya. Mereka menggunakan air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena tidak ada pasokan air bersih dari pemerintah setempat pada masa tanggap darurat tersebut.

Azahari Ibrahim, Kepala Desa Neubok Ye PP, menjelaskan, warganya terpaksa menampung air hujan dan menyaringnya. (mhd)



Post Date : 28 Oktober 2007