|
SIDEMEN - Manajemen PDAM Karangasem kian pusing. Setelah pengajuan tarifnya ditolak Komisi C DPRD Karangasem beberapa waktu lalu. Kelompok Subak diwilayah Sidemen menolak permintaan PDAM Karangasem untuk memanfaatkan mata air yang berada dikawasan tersebut. Kelompok subak khawatir jika air dari mata air di Sidemen disedot pihak PDAM, sawah-sawah mereka akan mengalami kekeringan. Demikian penolakan warga seperti yang disampaikan anggota Komisi C asal Sidemen, Gde Tiaga kemarin (24/3). Menurut Gde Tiaga, sebenarnya mata air di Sidemen yang mempunyai debit air diatas 100 liter/detik, sangat banyak. Salah satunya adalah sumber mata air di Desa Muncan, Selat. Hanya saja jika pemanfaatan mata air tersebut dimonopoli PDAM, ada ketakutan petani tidak bisa lagi mengairi sawahnya."Kami sudah melalakukan pendekatan, tapi belum ada kesepakatan,"ujarnya. Padahal, kata dia, jika ingin memanfaatkan mata air Muncan, tidak perlu ada pemasangan jaringan pipa lagi. Sebab saat ini di sana sudah terpasang jaringan yang memadai. "Jika sumber air itu bisa dimanfaatkan, akan sangat ekonomis karena pengalirannya nanti bisa menggunakan sistem gravitasi. Tak perlu pakai pompa lagi karena lokasi sumber airnya tinggi,"jelasnya. Bagaimana dengan PDAM ? "Ya, kita memang merencanakan menyedot air dimata air Muncan karena beberapa mata air terjadi penurunan debit. Tapi oleh warga ditolak karena mereka khawatir sawahnya kering,"ujar Direktur PDAM Gde Putu Kertia. Kendati ditolak, menurut pengakuan Kertia, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan cara mengundang para kelian subak. Utamanya dengan jalan melakukan pendekatan terhadap Tjok Gde Dangin yang merupakan inspirator dan tokoh yang dihormati warga Sidemen. "Kita akan meminta bantuan ke Tjok Dangin agar ikut memperjuangkan kepentingan yang lebih besar," bebernya. (mus) Post Date : 25 April 2005 |