|
SEMARANG - Warga yang tinggal di tepi Kalibanger di Kelurahan Kemijen, Semarang Timur, sudah siap mengelola sampah sungai tersebut. Warga hanya meminta Pemkot memberikan pendampingan kepada mereka. Permintaan itu dikemukakan tokoh warga, Puji Sarwono, Kamis (16/11). Menurutnya, warga sudah bertahun-tahun berharap agar Kalibanger bisa diperbaiki. Karena itu, setiap kali ada upaya penanganan sungai, warga selalu memberikan sambutan positif. Keinginan warga untuk melihat kondisi Kalibanger menjadi lebih baik juga telah dibuktikan Agustus lalu. Menjelang pesta rakyat, warga bersama-sama membersihkan sungai itu. ''Warga juga sadar, bangunan-bangunan yang berdiri di tepi sungai suatu saat harus dibongkar,'' kata dia. Dalam soal pengelolaan sampah, lanjutnya, warga juga pernah mendapatkan pelatihan dari Pemkot. Jumlah mereka memang tak banyak, yakni 15 orang dari PKK dan 15 orang dari Karang Taruna. Bisa saja pengelolaan dimulai oleh 30 orang tersebut. Hanya saja, hasil pelatihan akhirnya tak terlalu bermanfaat, karena setelah itu Pemkot tidak menindaklanjuti dengan upaya pendampingan dan supervisi. ''Penanganannya jangan hanya fisik, tetapi juga sosial,'' tandas dia. Pendapat senada disampaikan Ketua Magister Teknik Sipil Undip, Dr Ir Suripin MEng. Menurut dia, karakteristik Kalibanger merupakan sungai yang relatif landai. Dengan demikian, secara alami, aliran sungai itu juga lebih lambat dibandingkan dengan sungai-sungai yang memiliki kemiringan. ''Maka, penanganan yang tepat adalah dengan pintu air, kolam, dan pompa,'' tutur dia. Namun demikian, penanganan fisik tersebut harus dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat. Warga bisa diajak untuk mengelola sampah dan menikmati keuntungan dari hasil olahan tersebut. Dalam tahap awal memang harus ada dana untuk pemberdayaan masyarakat. ''Namun, jika hal itu sudah berjalan, sampah Kalibanger justru bisa memberikan keuntungan,'' ungkap dia. (G6-37h) Post Date : 17 November 2006 |