BOJONEGORO - Kemarau panjang dirasakan berat oleh 2.350 warga Desa Sengon Kecamatan Ngambon. Sebab atas kekeringan ini, warga saling berebutan mendapatkan air bersih.
Akibatnya, antrian panjang berada di sekitar beberapa sumur sebagai sumber untuk mendapatkan air. Tragisnya, antrian ini dilakukan sejak petang hari, sebab sumber air dari sumur ini hanya dapat sejak malam hari. Begitu pula kapasitas airnya terbatas, dan tidak selalu ada.
Kepala Desa Sengon Kecamatan Ngambon, Bumasrap mengakui atas kondisi dampak kekeringan ini. Sebab, warga merasa kesulitan untuk mendapatkan air bersih. sebab, air sebagai kebutuhan untuk memasak dan mandi sehari-hari. kesulitan air bersih ini dirasakan oleh semua warga Desa Sengon yang terdiri dari tiga dusun, yakni Ngrapah, Brangah dan Sengon.
Bumasrap mengatakan warga mulai antri mendapatkan air sejak pukul 03.00 dini hari. Setiap malam warga berduyun-duyun keluar menuju ke sumur sebagai sumber air. Sebab, sumur hanya mengeluarkan air malam itu juga. ''Jadi warga sejak pukul 03.00 sudah antri air," katanya.
Simah salah satu warga mengatakan, dari tiga dusun di Desa tersebut terdapat sekitar belasan sumur. Dari sumur tersebut diperebutkan oleh sebanyak 2.350 warga setempat. ''Kalau tidak antri malam hari, pasti tidak dapat air," katanya saat ditemui di lokasi kemarin pagi.
Menurut dia, antrian warga ini dilakukan sejak pukul 03.00. Karena terbatasnya persedian air di sumur tersebut, akhirnya sekitar pukul 04.00 antrian sudah selesai. ''Karena air sulit didapatkan," tambahnya.
dijelaskannya, kekeringan dan kesulitan mendapatkan air ini sudah dirasakan sejak dua bulan lalu, tepatnya sejak Agustus. Namun, atas kondisi ini Simah tidak merasa kecewa, sebab kondisi ini selalu dirasakan setiap kemarau datang. ''Wanita sudah tua pun juga ikut antri, ini demi air bersih," tambahnya.
Sementara Bumasrap mengatakan, atas kondisi ini pemerintah setempat telah mendropping dua kali kiriman air bersih. Dropping air ini diberikan kepada warga setempat. (rij)
Post Date : 22 Oktober 2009
|