|
TANGSEL, KOMPAS - Warga di sekitar kawasan Situ Kayu Antap, Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, semakin kesulitan mendapatkan air bersih memasuki musim kemarau ini. Warga terpaksa harus menambah kedalaman sumur pantek 3 meter sampai 5 meter lagi. Padahal, tahun lalu, mereka telah memperdalam dari 7 meter menjadi 10 meter. Kondisi kekurangan air itu diperparah dengan ditutupnya situ yang merupakan daerah resapan air. Saat ini, kondisi situ sudah rata dengan tanah karena telah dikuasai pengembang perumahan. Seperti diberitakan Kompas, Pengadilan Negeri Banten telah memenangkan PT Hanna Kreasi Persada, pengembang perumahan, atas kepemilikan lahan situ tersebut. Melalui pengacaranya, Gunawan, Pengadilan Tinggi Banten juga telah menerima putusan sebelumnya karena pengembang dinilai telah memiliki kekuatan hukum atas lahan situ tersebut (Kompas, 25/7). Kesulitan air bersih itu diakui Siti Munah (43), salah seorang warga sekitar kawasan tersebut. ”Sekarang ini kalau mengandalkan air sumur enggak mungkin lagi. Mesin pompa jalan terus sampai panas, tetapi air enggak keluar,” kata Siti, Senin (30/7). Dia terpaksa harus menambah kedalaman sumur pantek 5 meter. Sebelumnya, kedalaman sumur sudah ditambah dari 7 meter menjadi 10 meter. ”Air baru muncul sehari setelah hujan. Itu pun airnya hanya sedikit dan berwarna keruh. Airnya hanya bisa dipakai untuk kakus,” tutur Siti. Menurut Koordinator Forum Penyelamat Tanah Milik Negara (FPTMN) Baharudin Nasution, kekeringan juga dialami tempat beribadah yang tak jauh dari kawasan situ. Menurut dia, kondisi ini merupakan salah satu dampak dari diuruknya situ, selain juga diakibatkan musim kering. ”Masjid Al-Mutaqin saja sekarang harus menggali lagi sumur sedalam 3 meter. Kalau enggak begitu, buat wudu jemaah pasti sulit karena air sumur kering,” ujar Baharudin. Tetap beli air Nyonya Aisah (40), warga lainnya, juga mengakui hal itu. Menurut Aisah, yang tinggal berjarak 10 meter dari kawasan situ, sekitar dua tahun lalu dia sudah menambah kedalaman sumur pantek jadi 15 meter. Namun, karena kualitas airnya jelek, mereka menambah kedalaman sumur pantek menjadi 20 meter. ”Sekarang, saya terpaksa harus menambah kedalaman sumur pantek 5 meter lagi. Alhamdulillah, airnya ada dan agak bersih sehingga bisa dipakai untuk mencuci dan mandi,” kata Aisah. Untuk kebutuhan memasak dan minum, Aisah terpaksa harus membeli air kepada tukang air. Menurut Aisah, setiap bulan, dirinya harus menambah pengeluaran uang sebesar Rp 30.000- Rp 35.000 untuk membeli air bersih dari tukang air keliling di kawasan itu. (PIN) Post Date : 31 Juli 2012 |